SURABAYA – DN | Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meresmikan Gedung Pesantren Digipreneur Al Yasmin yang berlokasi di Jalan Pagesangan Baru V No. 26, Jambangan, Surabaya, pada Senin (10/11/2025) malam.
Pesantren ini hadir dengan konsep inovatif, menggabungkan pendidikan agama, keterampilan digital, dan semangat kewirausahaan, untuk mencetak generasi santri yang siap menghadapi tantangan zaman.
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa kehadiran pesantren tersebut merupakan jawaban atas tantangan era digital yang semakin kompleks dan penuh dinamika.
“Pesantren ini memiliki peran strategis dalam membekali santri dengan keterampilan yang relevan sekaligus merespons perkembangan dunia digital yang begitu cepat. Di tengah kemajuan teknologi dan kecerdasan buatan (AI) yang kerap menimbulkan kerancuan antara yang asli dan palsu, pesantren hadir untuk memberikan pencerahan. Santri dididik untuk mampu membedakan antara yang hak dan batil,” ujar Khofifah.
Pesantren Digipreneur Al Yasmin mengusung model pendidikan terpadu dengan tiga fokus utama: pendalaman ilmu agama, penguasaan keterampilan digital, serta pembentukan jiwa kewirausahaan (entrepreneurship).
Santri dibekali kemampuan menjadi digitalpreneur, yakni wirausahawan digital yang tidak hanya memahami nilai-nilai Islam, tetapi juga mampu bersaing di dunia modern yang dinamis.
Program pendidikan di pesantren ini menitikberatkan pada pengembangan talenta santri melalui pelatihan keterampilan seperti public speaking, desain grafis, musik, hingga kewirausahaan kreatif. Setiap santri diarahkan untuk menumbuhkan potensi diri dan mengubah hobi menjadi profesi produktif bernilai ekonomi.
Selain program reguler, pesantren ini juga menghadirkan program tematik “Pesantren Kilat Digital”, yang berisi pelatihan singkat di bidang digital marketing, pertanian digital, konten kreator, media, advertising digital, hingga keterampilan berbasis teknologi lainnya.
Founder sekaligus pengasuh Pesantren Digipreneur Al Yasmin, Helmi M. Noor, menjelaskan bahwa konsep pengajaran di pesantren ini dirancang agar para santri tidak hanya unggul secara spiritual, tetapi juga cakap di dunia digital.
“Dengan menggabungkan pendidikan khas pesantren dan perkembangan dunia digital yang berjiwa entrepreneur, Pesantren Digipreneur Al Yasmin akan melahirkan santri-santri bertalenta dan berprestasi,” ungkapnya.
Menariknya, peresmian Pesantren Digipreneur Al Yasmin turut mencatat prestasi membanggakan dengan meraih Penghargaan Rekor Dunia MURI atas keberhasilan menampilkan konfigurasi drone show terbanyak dalam acara tersebut.
Penghargaan diserahkan oleh Triyono, Senior Manager MURI, kepada Gubernur Khofifah, yang kemudian menyerahkannya kepada Kevin, selaku sutradara drone show.
Melalui inovasi, kolaborasi, dan nilai-nilai keislaman, Pesantren Digipreneur Al Yasmin bertekad membentuk generasi santri kreatif, berakhlak, dan berdaya saing global, sejalan dengan semangat Jawa Timur menuju masyarakat yang maju dan berkarakter. [NH]














