BOJONEGORO – MDN | Gelaran Olimpiade Matematika tingkat SD dan MI di Gedung Serbaguna Kecamatan Kota, Minggu (7/12), berakhir ricuh dan memicu perhatian serius dari DPRD Bojonegoro. Acara yang diikuti ribuan siswa itu dinilai tidak terkelola dengan baik, bahkan memunculkan dugaan pelanggaran regulasi.
Ketua Komisi C DPRD Bojonegoro, Ahmad Supriyanto, menegaskan pihaknya tengah mencermati laporan masyarakat terkait kekacauan tersebut. “Kami menilai penyelenggaraan ini menunjukkan ketidaksiapan panitia. Keselamatan peserta yang jumlahnya ribuan tidak boleh diabaikan,” ujarnya, Senin (8/12).
Menurut politisi Golkar yang akrab disapa Pri itu, kericuhan yang terjadi bukan sekadar masalah teknis, melainkan indikasi lemahnya manajemen acara. Ia menambahkan, DPRD akan segera membahas langkah tindak lanjut bersama pimpinan dewan. “Rapat akan menentukan apakah panitia atau event organizer perlu dipanggil bersama OPD terkait,” jelasnya.
Sorotan publik juga mengarah pada Saryta Management selaku penyelenggara. Legalitas lembaga ini diragukan karena struktur organisasi dan alamat kantor tidak jelas. Kondisi tersebut menimbulkan keresahan orang tua peserta yang merasa dirugikan.
Kementerian Agama (Kemenag) Bojonegoro menyatakan tidak pernah menerima koordinasi dari pihak penyelenggara sebelum acara berlangsung. Bahkan, madrasah yang ikut serta tidak melaporkan maupun meminta izin resmi. “Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk mencari solusi agar kejadian serupa tidak terulang,” kata perwakilan Kemenag setempat.
Kericuhan ini menimbulkan kekecewaan mendalam di kalangan orang tua. Mereka menilai panitia tidak profesional dan berharap pemerintah daerah segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kegiatan serupa. [Bud/Red]













