Hariyadi Sekretaris Desa Margo Mulyo yang menanam jahe merah di kebun belakang rumahnya dengan cara di tanam dalam polybag ini memang belum banyak di kenal Masyarakat di kabupaten Mesuji.
Hariyadi menjelaskan " saya menanam jahe di 2 lokasi yang berbeda yang pertama di belakang rumah dan lokasi kedua di kebun yang jaraknya 1.000 meter dari sini ,dengan perawatan menggunakan Pupuk kandang yang di permentasi buatan sendiri ! Saya banyak belajar cara merawat dari media sosial atau dari komunitas Petani jahe merah, dan saya berharap masyarakat dapat berinovasi menciptakan lapangan usaha sendiri di masa Pandemi COVID-19 ini untuk meningkatkan ekonomi keluarganya " ungkapnya.
"Harga jahe merah saat ini memang sedang turun ! Tapi saya berharap setelah usia 9 bulan , jahe merah yang saya tanam sudah bisa dipanen harga bisa naik lagi" ujarnya penuh semangat.
Rempah-rempah yang terkenal lebih pedas dari jahe biasanya ini memiliki nama latin Zingiber officinale varietas Rubrum, berbeda dengan jahe pada umumnya, jahe merah memiliki ukuran lebih kecil, lebih pedas, dan identik sebagai bahan minuman dan bahan obat. Jahe merah mengandung senyawa bermanfaat seperti shogaol, gingerol, zingeron, dan masih banyak lagi. Lengkapnya zat aktif yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit, tak heran manfaat jahe merah dan madu menjadi ramuan yang sangat digemari.

Selain bercocok tanam Jahe Merah Hariyadi juga memiliki usaha keluarga lainnya yang di kerjakan bersama kakak kandungnya yaitu Panglong Kayu atau menjual kayu jadi , usaha ini yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
"Untuk usaha Panglong Kayu kakak saya yang menjalankan , karena saya harus bekerja di Desa jadi tidak ada untuk menunggu di Panglong seharian ! Di hari libur baru saya bisa full berada di Panglong atau mengurus kebun, modal kedua usaha tersebut saya dapat dari hasil tabungan saya dan sebagian lagi dari sumbangan keluarga" tambah Hariyadi.
Pepatah mengatakan dimana ada kemauan disitu ada jalan.
Jurnalis : Suganda