Jakarta, Transisinews – 3 Mei 2023. PT PLN (Persero) kembali membukukan kinerja keuangan terbaik sepanjang sejarah dengan laba sebesar Rp14,4 triliun pada tahun 2022. Capaian ini tercermin melalui peningkatan penjualan listrik sebesar 6,3% dari 257,6 Terrawatt hour (TWh) pada tahun 2021, menjadi 273,8 TWh pada tahun 2022. Sehingga pendapatan penjualan tenaga listrik tumbuh sebesar 7,7% dari Rp288,9 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp311,1 triliun pada tahun 2022.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan capaian yang diperoleh dalam situasi pemulihan pascapandemi ini, merupakan buah dari perubahan cara pandang pengembangan bisnis.
“Dari yang dulunya stagnan, _backward looking_, dan hanya berorientasi pada _supply_, sekarang menjadi pengembangan bisnis yang ekspansif dinamis, _forward looking_, berorientasi pada _demand_ dan pelanggan,” jelas Darmawan.
Dirinya juga menerangkan, torehan pendapatan penjualan ini merupakan hasil dari strategi ekstensifikasi dan intensifikasi yang dilakukan oleh perseroan. Melalui strategi ekstensifikasi, PLN menciptakan _demand_ listrik baru yang merespons kebutuhan listrik di seluruh penjuru tanah air.
“Kami mengubah model layanan yang sebelumnya pasif, statis dan kaku menjadi model bisnis yang aktif, dinamis, dan _agile_,” terang Darmawan.
PLN menghadirkan inovasi melalui program _electrifying agriculture, electrifying marine_, dan penyediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Program ekstensifikasi ini tidak hanya berhasil mengubah gaya hidup dari konvensional menjadi modern berbasis listrik yang jauh lebih efisien dan ramah lingkungan, namun juga menyumbang penjualan listrik perseroan sebesar 5,13 TWh atau setara Rp5,9 triliun.
PLN juga membangun ekosistem ketenagalistrikan yang baru melalui skema _co-investment_ dengan mitra strategis untuk mempercepat penetrasi pasar agar bisa menghadirkan listrik sesuai dengan kebutuhan industri.
Lewat program akuisisi _captive power_, PLN juga berhasil mengajak banyak pelanggan bisnis dan industri beralih dari penggunaan pembangkit listriknya sendiri ke PLN. Program ini berhasil menyumbang penjualan sebesar 2,68 TWh atau sekitar Rp2,7 triliun.
“Meski sejak tahun 2022 pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan melambat, ekonomi Indonesia justru tumbuh 5,3%. Bahkan konsumsi listrik segmen industri besar meningkat 24,54% dan bisnis besar meningkat 22,47%. Pertumbuhan konsumsi ini menunjukkan kebangkitan ekonomi di tanah air, terutama pada sektor bisnis dan industri,” kata Darmawan.
Sedangkan melalui strategi intensifikasi, PLN hadir untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atas peningkatan konsumsi listrik. Layanan _home charging_ menjadi terobosan bagi pengguna kendaraan listrik. Sementara program promo tambah daya diberikan untuk meningkatkan produktivitas pelanggan. Dari strategi ini, PLN berhasil menambah penjualan sebesar 1,31 TWh atau setara Rp2,2 triliun.
Peningkatan penjualan listrik ini tidak lepas dari keberhasilan PLN dalam melakukan digitalisasi layanan pelanggan yang membuat masyarakat semakin mudah mendapatkan akses listrik, bahkan hingga menjangkau daerah terdepan, terpencil dan tertinggal (3T). Jumlah konsumen PLN meningkat lebih dari 3 juta pelanggan dalam setahun, yaitu dari 82,54 juta pelanggan di tahun 2021 menjadi 85,63 juta pelanggan di tahun 2022.
“Di saat bersamaan, PLN juga melakukan efisiensi melalui transformasi digital secara _end to end_. Mulai dari digitalisasi sistem pembangkit, transmisi, distribusi, juga memaksimalkan digitalisasi sistem pengadaan dan monitoring aset sehingga pemeliharaan lebih efektif dan tepat sasaran. Upaya ini berhasil menurunkan biaya pemeliharaan sebesar 10% dari target atau mencapai Rp2,6 triliun,“ jelas Darmawan.
Efisiensi operasional juga dilakukan PLN dengan memaksimalkan utilisasi pembangkit milik sendiri. Upaya ini membuat korporasi dapat menghemat Rp1,1 triliun dari pengurangan kapasitas sewa pembangkit. Konsultasi bersama dengan _Independent Power Producer_ (IPP) untuk memundurkan _Commercial Operation Date_ (COD) pembangkit juga menghasilkan efisiensi pembelian tenaga listrik mencapai Rp10,1 triliun pada 2022. Di saat bersamaan, sebagai wujud nyata pengawalan transisi energi di Indonesia, PLN berhasil mengoptimalkan produksi listrik dari pembangkit listrik bertenaga air sebesar 13,2 TWh dari target sebesar 10,9 TWh.
Darmawan juga mengungkapkan, di balik capaian ini ada kerja keras, loyalitas dan dedikasi dari seluruh insan PLN yang tercermin pada peningkatan produktivitas pegawai dan efisiensi biaya kepegawaian yang signifikan.
“PLN mampu mengubah kultur dari _bureaucratic like_ menjadi _business like_, sehingga tercipta _streamlining_ bisnis yang mengoptimalkan produktivitas seluruh sumber daya yang ada di perusahaan. Produktivitas pegawai meningkat dari 4,9 juta kWh per pegawai pada tahun 2021 menjadi 5,3 juta kWh pada tahun 2022. Di saat bersamaan, PLN berhasil memangkas biaya kepegawaian sebesar Rp1,6 triliun dari target,“ pungkas Darmawan. (Bledex)