TAKALAR (MDN) – Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) No.136 Inpres La’nyara, Saenal sudah 2 tahun terakhir menerapkan kurikulum Merdeka belajar pada peserta didiknya. Selasa (22/08/2023).
Kebijakan Kurikulum Merdeka yang diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menarik perhatian dan menyedot dukungan berbagai pihak. Salah satu pihak yang paling merasakan manfaatnya adalah guru dan kepala sekolah.
Mereka adalah Kepala Sekolah SDN No.136 Inpres La’nyara Saenal dan salah satu guru kelas, Abdullah yang merupakan perwakilan dari guru kelas yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka.
Sebagai kepala sekolah, Saenal merasakan dampak dari implementasi Kurikulum Merdeka. Nampak dari proses pembelajaran di sekolah di mana pembelajaran terasa lebih bermakna, terpusat dan berpihak pada siswa.
“(Kami) tidak aneh lagi dalam suatu pelajaran melihat siswa diberi kebebasan untuk mengeksplorasi sesuatu yang mereka ketahui kemudian menyampaikan dalam presentasi, berbagi dengan teman-temannya,” ungkap Saenal.
Berikutnya, Guru Kelas SDN La’nyara, Abdullah juga menyampaikan beragam manfaat yang ia rasakan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka di sekolahnya. Terutama dalam hal intensitas guru dalam berdiskusi mengenai perangkat ajar.
“Dulu kami tidak intens berdiskusi, tapi setelah penerapan Implementasi Kurikulum Merdeka kami semakin intens untuk melakukan pelatihan di sekolah (in-house training), kadang berdiskusi di luar in-house training, menentukan langkah-langkah apa saja yang harus kami persiapkan untuk diterapkan nanti di dalam kelas,” terang Abdullah.
Dampak penerapan Kurikulum Merdeka terlihat pula bagi peserta didik. Abdullah mengatakan, proses pembelajaran di kelas menjadi lebih menarik. Ada ruang yang tersedia untuk bereksplorasi dengan cara yang disukai siswa. Guru menyiapkan proyek, siswa yang melakukan diskusi.
“Karena pada dasarnya siswa memiliki karakteristik berbeda, ada yang lebih cenderung menyukai visual, ada yang auditori,” pungkas Abdullah.
Diketahui pula bahwa di SD la’nyara punya kebiasaan yakni shalat Dhuha pada hari Jum’at sebelum jam pelajaran dimulai. [D’Kawang]