Kesejahteraan dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Dirasa Masih Dalam Mimpi

admin
Kesejahteraan Dan Keadilan Sosial 3
Bangunan rumah plastik milik Suhardi

PEMALANG | MDN – Bunyi Pancasila sila ke lima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan Undang udang dasar 1945 pasal 33 dan 34 masih jauh dari harapan masyarakat seluruh Indonesia.

Hal tersebut terlihat dari potret kehidupan seorang warga di tengah modernisasi dan roda kemajuan jaman, masih banyak kisah pilu yang tersembunyi di sudut-sudut negeri. Salah satunya dialami oleh Suhadi, seorang warga Dusun Sijeruk, RT 04 RW 04 Desa Tumbal Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Suhadi dan istri terpaksa tinggal di rumah yang berdinding keliling dari plastik, sejak tahun 2022 lalu. Kini menjadi potret nyata ketimpangan sosial yang masih menghantui masyarakat.

Rumah Plastik dengan atap Seng

Kesejahteraan Dan Keadilan Sosial 4

Rumah Suhadi yang dindingya dari plastik bekas (hitam). Lantainya pun hanya tanah, sementara atapnya seng yang panas saat matahari terik.

Kondisi ini jauh dari kata layak huni, namun Suhadi dan keluarganya tak punya pilihan lain.

Pekerja Serabutan

Suhadi yang bekerja sebagai pekerja serabutan, itu pun jika ada yang menyuruhnya bekerja. Sementara sang istri bekerja sebagai ART di tetangganya, dengan penghasilan yang sangat kecil.

Penghasilan Tak Menentu

Penghasilan tersebut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan tak cukup untuk membeli bahan bangunan untuk membangun rumah yang layak huni.

Kesejahteraan Dan Keadilan Sosial 2
Sosok SUhardi pemilik rumah plastik

Kisah Suhadi dan keluarganya merupakan contoh nyata dari ketimpangan sosial yang masih terjadi di Indonesia disaat korupsi makin masiv dan di tengah kemajuan jaman yang makin pesat, masih banyak masyarakat yang hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan. Mereka tertinggal dan membutuhkan bantuan dari pihak-pihak yang peduli.

Suhadi saat ditemui wartawan di tempat kediamannya, Dusun Sijeruk, RT 04 RW 04, Desa Tumbal, Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang mengatakan “Bahwa menempati rumah plastik tersebut, sejak tahun 2022 awal.” Kata Suhadi

Menurutnya, penghasilannya juga tidak menentu lantaran sebagai pekerja serabutan. “Kalau ada yang nyuruh ya kerja, tapi kadang juga tidak ada pemasukan sama sekali.” ucap Suhadi

Dia juga menyampaikan bahwa rumah plastik tersebut berada ditanah peninggalan orang tuanya, layak tidak layak namun seperti ini keadaannya, ungkap Suhadi kepada wartawan.

Saat ditanya apakah pernah mendapatkan bantuan dari pihak pemerintah Desa, kata Suhadi ? Dulu pernah dengan nominal 300 ribu sebanyak 2 kali, dirinya pun mempunyai impian layaknya seperti orang lain dengan mempunyai tempat tinggal yang layak huni.

Suhadi juga menuturkan bahwa dulunya ia mempunyai rumah tinggal yang layak di Jakarta. Namun, karena kebutuhan mendesak akhirnya dijual lalu ia pindah ke kampung halamannya saat ini.

Selain itu Suhadi berharap Pemerintah daerah maupun instansi terkait dapat memberikan bantuan, agar dirinya mendapatkan tempat yang lebih layak.

Rahmat Haryanto selaku ketua RT 04 RW 04 Sijeruk terkait Suhadi ini menambahkan. ” Pernah saya usulkan biar dapat bantuan seperti bedah rumah, menurutnya usulan itu sudah hampir mau setahun cuma belum ada bantuan.” Ujar Rahmat.

Kesejahteraan Dan Keadilan Sosial
Ketua RT Rahmat Haryanto

Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, “sejak saya belum menjabat sebagai RT disini beliau sudah tinggal disini (Sijeruk). Sementara saya menjabat ketua RT sudah 2 tahun saat ini,” ujar Rahmat.

Ketua RT setempat pun juga mengatakan tempat tinggal Suhadi kurang layak, lantaran temboknya memakai plastik dan atap dari seng.

Rahmat sendiri, berharap dan meminta kepada pihak terkait seperti Pemerintah Daerah, Dinas Sosial, ataupun pemerintah Desa, dapat memberikan bantuan untuk warganya agar mendapatkan tempat yang layak.

Sementara itu, Kepala Desa Tumbal Suradi saat dikonfirmasi awak media ini mengatakan “Dia kan baru pindah satu tahun yang lalu, menurutnya Suhadi mempunyai rumah di Jakarta. Penjelasan Suradi kepada awak media melalui pesan WhatsApp, Kamis (20/6).

Kita sebagai masyarakat yang beruntung patutlah tergerak untuk membantu mereka. bergotong royong untuk berbuat kebaikan merupakan langkah nyata yang dapat kita lakukan.

Marilah kita bersama-sama meringankan beban hidup Suhadi dan keluarganya. Dengan kepedulian dan aksi nyata kita, semoga mereka dapat hidup dengan lebih layak dan sejahtera. [ SIS ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *