Ragam  

Tergolong Kitab Berat, 23 Manuskrip Sampurnan Berhasil Didigitalisasikan

admin
Tergolong Kitab Berat, 23 Manuskrip Sampurnan Berhasil Didigitalisasikan

TUBAN | MDN – Tim gabungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), British Library dan Turots Sampurnan berhasil mengupayakan pelestarian warisan ilmu pengetahuan para masyayikh berupa digitalisasi 23 manuskrip Sampurnan di Tuban Jawa Timur, MInggu (21/7/2024)

Proses digitalisasi tersebut membutuhkan waktu dua hari dan dari dua tempat berbeda, yaitu dari Pondok Pesantren Al-Ittihad An-Nawawi, Rengel Tuban sebanyak 6 manuskrip, dan dari kediaman Gus Burhan Nguruan Rengel Tuban sebanyak 17 manuskrip.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ittihad An-Nawawi, Ghufron Zamroni, mengapresiasi upaya baik dari berbagai pihak dalam melestarikan warisan keilmuan para masyayikh tersebut, digitalisasi manuskrip setidaknya bisa menyelamatkan.

Gus Oni (sapaan Ghufron Zamroni) melanjutkan, hasil digitalisasi tersebut bisa dibuat bahan kajian, dengan tanpa merusak naskah aslinya. Ia juga optimis bahwa dengan melakukan kajian manuskrip tinggalan para masyaikh, bisa mengetahui jaringan pesantren dan jaringan keilmuan para ulama terdahulu.

“Harapannya, upaya dari para tim ini tidak berhenti di digitalisasi, tapi bisa dilanjutkan dengan pengkajian. Baik berupa tahqiq, tahsin, meng-hasyiahi, dan sebagainya,” harap Gus Oni.

Sementara itu salah satu perwakilan BRIN, Agus Iswanto menjelaskan bahwa 23 kitab manuskrip yang didigitalisasi ini tergolong kitab-kitab yang ‘berat’. Fan ilmu dari KH. Abu Ishaq Madyani juga bermacam-macam, mulai dari fiqih, tasawwuf, tauhid, hadits dan sebagainya. Sebut saja kitab Mufid, Nahwu, Shorof, juga beberapa qasidah.

“Dari beberapa kitab yang sudah didigitalisasi, ada banyak pengetahuan yang kita dapatkan, baik tentang pondok Qomaruddin, sanad keilmuan, atau keilmuan lain. Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Gus Oni. Nanti hasil digitalisasi, akan kami kirimkan melalui tim Turats Sampurnan,” ujar Agus Iswanto.

Menurut keterangan Ketua Lajnah Turats Sampurnan, Ki Wasil Amin, jumlah naskah manuskrip Sampurnan yang sudah didigitalisasikan hingga kini ada sekitar 250-300 manuskrip.

Sementara Penanggung Jawab Lajnah Turats Sampurnan, K. Mudlofar Usman menuturkan bahwa upaya pelestarian manuskrip Sampurnan ini mempunyai beberapa tujuan, diantaranya pengabdian keilmuan para masyayikh, silaturahmi, menjaga jariyah keilmuan, mencari jejak sanad, serta menggali nilai-nilai perjuangan para masyayikh.

“Dari penyelamatan manuskrip ini kita bisa mendapat banyak hal. Karena itu penting untuk dilakukan. Untuk melakukannya, butuh dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak. Tidak bisa sendirian,” tutur K. Mudlofar.

K. Mudlofar menabahkan bahwa ke depan Lajnah Turats Sampurnan rencananya akan bersama-sama mentahqiq dan mengkaji kitab Fawaid Al-Jaliyah karya Syaikh Salim bin Sumair. “Semoga bisa istiqomah setahun sekali menerbitkan naskah-naskah turats Sampurnan,” imbuhnya.

Digitalisasi kali ini merupakan lanjutan dari program Digitisation of Pesantren Manuscript in Gresik and Tuban, East Java, Indonesia: The Neglected Islamic Intellectual Treasure (EAP1564). Sebelumnya, di bulan Oktober 2023, tim dari BRIN dan Turats Sampurnan telah mendigitalisasikan beberapa manuskrip yang ada di ndalem tua Pondok Qomaruddin dan beberapa kitab yang berada di kediaman Mbah Abdur Rahman.

Untuk diketahui, program digitalisasi manuskrip pesantren Qomaruddin sudah dimulai sejak tahun 2010an, diawali dengan penyalinan naskah Qoshidah Li Shibyan dan Arbain Madyani yang merupakan karya KH. Abu Ishaq Madyani. Lalu di tahun 2021, dilakukan digitalisasi bersama dengan Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia (DREAMSEA) sebanyak 97 kitab.

Di tahun 2022, Tim Lajnah Turats Nahdlatul Ulama juga membantu melakukan digitalisasi ratusan manuskrip Qomaruddin. Kemudian di akhir tahun 2023, Program EAP 1564 dari British Library mulai digarap dengan puluhan kitab berhasil didigitalisasikan. Digitalisasi di Tuban kali ini merupakan lanjutan dari Program EAP 1564. [Reva Marlina]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *