TAKALAR | MDN – Satu keluarga yang hidup dan bertempat tinggal di gubuk yang hampir rubuh dan serba kekurangan membutuhkan perhatian serius dari pemerintah daerah maupun pusat.
Hunian yang mereka tempati tidak layak disebut rumah, mengingat kondisi gubuk tersebut mirip dengan kandang ternak. Dindingnya bolong-bolong dan atapnya hancur, seolah sudah menjadi ‘sahabat’ dalam kehidupan sehari-hari mereka bersama anak-anaknya.
Arsyad, kepala keluarga tersebut, tinggal bersama seorang istri dan tiga orang anaknya. Anak pertama sudah kelas dua Mts (SMP), yang kedua duduk di bangku SD, dan yang ketiga masih balita. Mereka telah tinggal di kediaman yang serba kekurangan ini selama kurang lebih tujuh tahun di Dusun La’nyara, Desa Moncongkomba, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
Saat ditemui di kediamannya, Arsyad mengungkapkan bahwa program-program pemerintah yang berkaitan dengan masyarakat miskin sering kali tidak tepat sasaran ketika turun ke desa-desa hingga tingkat dusun.
“Inilah keadaan saya bersama keluarga. Kadang kiri kanan rumah dapat bantuan, sedangkan keadaan keluarga saya terabaikan,” ucap Arsyad pada Selasa (1/10/2024).
Petugas dari kabupaten maupun kader yang sering melaksanakan tugas terkait keadaan masyarakat, baik secara ekonomi maupun rumah tidak layak huni (RTLH), selalu mendatangi rumahnya. Namun, saat realisasi di lapangan, hasilnya berbeda.
“Keadaan keluarga saya tidak pernah luput dari pendataan, namun nyatanya tidak pernah tersentuh bantuan. Contohnya saja, saya tidak dapat PKH,” tambahnya.
Oleh karena itu, Arsyad berharap kepada semua pihak yang berwenang agar adil dalam menjalankan tugas dan amanah yang diberikan, sehingga program-program dari pemerintah tepat sasaran. [D’Kawang]