Kamboja Terima Bantuan Peralatan Militer Senilai $500.000 dari Indonesia

admin
Kamboja Terima Bantuan Peralatan Militer Senilai $500.000 Dari Indonesia
Sejumlah pekerja perusahaan produsen peralatan militer PT Pindad di Bandung, Jawa Barat, sedang berdiskusi, 16 Maret 2015. Indonesia memberikan bantuan peralatan militer buatan PT Pindad senilai $500.000 atau Rp 7,7 miliar kepada militer Kamboja. (Foto: Beawiharta/Reuters)

Pengamat geopolitik melihat bantuan tersebut sebagai gambaran baik yang bisa membangun hubungan baik kedua negara dan modernisasi militer Kamboja, serta meredam kritik dari Barat bahwa Kamboja cenderung ke China.

Selain itu, para pengamat juga melihatnya sebagai diplomasi militer strategis Indonesia, salah satu anggota blok ASEAN yang ingin membuktikan bahwa mereka juga memiliki pengaruh militer di kawasan.

Pengamat geopolitik politik Seng Vanly mengatakan kepada VOA Khmer bahwa bantuan teknis dan senjata baru yang diberikan Indonesia kepada Kamboja akan memperdalam hubungan kedua negara, khususnya, bantuan ini memenuhi kebutuhan praktis Kamboja dalam modernisasi militer.

Kamboja benar-benar mencoba mendiversifikasi hubungan keamanan dan militer antara negara-negara di wilayah itu dan di luar negeri, terutama negara-negara yang mempunyai hubungan dengan Barat untuk menunjukkan bahwa Kamboja tidak hanya mengandalkan kerja sama militer dan keamanan dengan China,” kata Vanly.

Dia menambahkan:

“Modernisasi atau ekspansi keamanan militer Indonesia ditujukan untuk menunjukkan kepada [negara-negara di] kawasan itu, terutama China, agar melihat Indonesia sebagai kutub yang netral dan independen dan kutub yang ingin menjaga keseimbangan ASEAN di tengah kompetisi geopolitik dengan China dan Amerika Serikat (AS). Dan Indonesia merupakan negara yang pantang menyerah terhadap ekspansi geopolitik, khususnya di Laut China Selatan serta di mana Indonesia mempunyai konflik tidak langsung.”

Seorang tentara China (kanan) menguji senjata yang dilengkapi robot sebelum latihan militer Naga Emas (Golden Dragon) di Desa Svay Chock, Provinsi Kampong Chhnang, di utara Phnom Penh, Kamboja, 16 Mei 2024. (Foto: Heng Sinith/AP Photo)
Seorang tentara China (kanan) menguji senjata yang dilengkapi robot sebelum latihan militer Naga Emas (Golden Dragon) di Desa Svay Chock, Provinsi Kampong Chhnang, di utara Phnom Penh, Kamboja, 16 Mei 2024. (Foto: Heng Sinith/AP Photo)

Analis politik dan sosial, Meas Ny, melihat bantuan militer Indonesia untuk Kamboja sebagai itikad baik. Namun, dia mempertanyakan Kamboja akan menggunakan bantuan itu untuk apa.

“Menurut saya [bantuan] itu bagus, tetapi penting bagi Kamboja menggunakan peralatan militer sesuai tujuannya karena saat ini ada perjuangan untuk mengkritik penggunaan kekuatan bersenjata untuk mempersiapkan tindakan keras terhadap demonstrasi?” kata Meas Ny.

Penyerahan bantuan militer kepada Kamboja berlangsung di Bandara Phnom Penh pada 29 Agustus. Acara penyerahan bantuan dihadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Kamboja, Santo Darmosumarto, dan Jenderal Mao Sophan, Wakil Komandan Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja dan Komandan Angkatan Darat. Selain itu, penyerahan bantuan juga digelar dalam rangka peringatan 65 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.

Menurut pernyataan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kamboja, bantuan yang dikirim ke Pemerintah Kamboja diproduksi oleh produsen peralatan militer plat merah, PT PINDAD.

“Acara hari ini menyoroti hubungan yang langgeng antara militer Indonesia dan Kamboja,” jelas Dubes Santo.

“Saya senang melihat bahwa hubungan yang kuat tersebut telah memberikan landasan bagi peningkatan signifikan dalam kerja sama bilateral kita di berbagai bidang dalam beberapa tahun terakhir. Kami merasa terhormat melakukan hal ini pada saat kami merayakan 65 tahun hubungan diplomatik kami.” [Red]#VOA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *