Meriah dan Penuh Syukur: Festival Keleman Desa Moro Nyamplung Rayakan Keberkahan Alam

admin
Bentuk Rasa Syukur Masyarakat Desa Moro Nyamplung Gelar Festifal Keleman

LAMONGAN | MDN – Sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang melimpah, masyarakat Desa Moronyamplung, Kecamatan Kembangbahu, Lamongan, yang mayoritasnya adalah petani, melaksanakan acara tahunan yakni tradisi Festival Keleman dan potong tumpeng. Acara ini berlangsung di Taman Wisata dan Perkemahan Lapangan Bumi Moronyamplung pada hari Senin, 16 September 2024.

Bentuk Rasa Syukur Masyarakat Desa Moro Nyamplung Gelar Festifal Keleman 2Acara tersebut turut dihadiri oleh Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, MBA, Sekda Drs. H. Muh Nasikan, M.M., Kepala OPD, Camat Kembangbahu beserta jajaran Forkopimcam, Kades Sri Rahayu Sunaringsih, S.Pd., serta para kepala desa se-Kecamatan Kembangbahu. Festival ini diikuti oleh enam grup, yaitu TK/SD/MI, RW 001 Nyamplung, RW 002 Nyamplung, RW 001 Kedungsari, RW 001 Moro, dan RW 001 Gampeng.

Sebelum memberangkatkan peserta festival kirab keleman, potong tumpeng terlebih dahulu dilakukan oleh Bupati Lamongan Yuhronur Efendi yang didampingi oleh Kades Moronyamplung, Sri Rahayu Sunaringsih, agar acara dapat berjalan lancar hingga selesai.

Dalam sambutannya, Kades Sri Rahayu mengucapkan rasa syukur dan menyampaikan bahwa, “Tradisi keleman adalah tradisi turun-temurun yang kami lakukan sebagai upaya masyarakat dalam mengelola lahan persawahan agar tanah menjadi subur.”

Lebih lanjut, Sri Rahayu mengatakan bahwa keleman adalah salah satu tradisi yang terus dilakukan oleh masyarakat Desa Moronyamplung agar selalu mempertahankan kearifan lokal dan menjaga kelestariannya hingga ke anak cucu kelak. “Keleman adalah ungkapan rasa syukur dari para petani kepada Tuhan dengan harapan agar tanaman padi mereka bisa dijauhkan dari gangguan hama dan penyakit serta agar nantinya bisa menghasilkan produksi yang maksimal dan penuh dengan keberkahan,” imbuhnya.

Tradisi yang menjadi warisan turun-temurun ini mencerminkan kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi agar selalu dijaga dan dilestarikan. Kirab bukan sekadar ritual atau perayaan, melainkan momen sakral untuk menghormati leluhur, memohon berkah, atau mengungkapkan rasa syukur kepada sang pencipta Allah SWT.

Bentuk Rasa Syukur Masyarakat Desa Moro Nyamplung Gelar Festifal Keleman 3Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menyampaikan bahwa di era modern, di mana globalisasi dan teknologi mengancam eksistensi tradisi lokal, kirab menjadi benteng budaya yang meneguhkan identitas dan memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat. “Melalui kirab ini, semoga nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan harmoni dengan alam terus dipupuk dan dilestarikan, serta menjadikannya warisan dari leluhur,” ucapnya.

Selain itu, ia berharap agar festival ini bisa menggerakkan kehidupan ekonomi dan masyarakat untuk terus bersemangat dalam membangun kemajuan, khususnya di sektor pertanian, agar menjadi lumbung swasembada pangan. Bupati Yuhronur Efendi juga mengucapkan terima kasih kepada warga masyarakat Desa Moronyamplung atas kekompakannya sehingga acara ini berjalan lancar sampai selesai. Ia berharap festival keleman ini bisa dilanjutkan di tahun-tahun depan dan tidak hanya diikuti oleh masyarakat Moronyamplung saja, tetapi juga oleh masyarakat dari luar desa. [AT]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *