TAKALAR ǀ MDN – Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Takalar 2024 menjadi pembahasan yang paling menarik untuk diulik dibanding Kabupaten lain yang ada di Sulawesi Selatan.
Pertarungan di Pemilihan Kepala Daerah 2024 melibatkan beberapa unsur, putra daerah asli Kabupaten Takalar yang berlatar belakang politisi, hingga pengusaha pendatang baru yang berasal dari daerah lain.
Perlu di ketahui, pada Pilkada 2024 ini, ada dua pasangan calon yang telah mendaftar ke kabupaten Takalar dan kini telah ditetapkan oleh KPU Kab. Takalar. Minggu (22/9/2024)
Dua pasangan calon itu ialah Muhammad Firdaus Daeng Manye (DM) yang memiliki latar belakang pengusaha dan Presiden Direktur PT. Telkom Property di Jakarta.
Informasi yang diterima team Destara Group, DM adalah kakak kandung dari komisaris Jenderal Polisi Fadil Imran yang kini menjabat Kepala Badan Keamanan Pemeliharaan Polri atau Kabarharkam.
Awalnya sempat membuat publik bertanya-tanya terkait sosoknya, sebelum mengumumkan secara resmi pencalonannya sebagai bakal calon Bupati Takalar, hanya gambar foto dirinya dan namanya yang banyak terpasang di pinggir-pinggir jalan raya Kabupaten Takalar.
Dengan modal pengalaman sebagai pengusaha, DM menggandeng politisi dari Partai PKB, Hengky Yasin (HY) sebagai wakilnya dan diusung 12 partai politik ( Partai Nasdem, PPP, PDIP, Gerindra, PKB, Hanura, PAN, PKS, PSI, Garuda, Golkar, dan Demokrat) mantan anggota DPRD Provinsi Sul-sel,
Pasangan DM-HHY bakal bersaing dengan mantan Bupati Kab. Takalar Syamsari Kitta (SK) yang diusung Partai Gelora, PBB dan Perindo beserta wakilnya Natsir Ibrahim Nojeng (HN) yang berlatar belakang politisi dan anak mendiang almarhum Ibrahim Rewa mantan Bupati Takalar dua periode 2002-2012.
Tak dipungkiri, dari dua Bakal Pasangan Calon ini, pasangan SK-HN Masi tetap populer dikalangan masyarakat Takalar “Butta Panrannuangku” dengan menggaungkan asli putra kedaerahannya.
Sedangkan pasangan DM-HY sebagai pendatang baru di Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Takalar tetap optimis karena banyak mendapat dukungan masyarakat dari berbagai kalangan.
Calon asli putra daerah punya keunggulan karena lebih memahami karakter dan kebutuhan masyarakat lokal, apalagi mereka telah lama berinteraksi dengan berbagai kelompok di daerah tersebut.
Soal pendatang baru yang sering kali datang dengan membawa visi dan gagasan segar yang dianggap membawa perubahan. [D’Kawang]