Warta  

PJI Kediri Raya Berikan Pelatihan Jurnalistik di SMPN 1 Ngadiluwih, Kabupaten Kediri

admin
Img 20241013 Wa0531

KEDIRI | MDN – Dewan Pimpinan Cabang – Persatuan Jurnalis Indonesia (DPC – PJI) Kediri Raya memberikan materi jurnalistik di SMPN 1 Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, dengan tema ‘Membangun Jembatan Informasi, Menghubungkan Kepulauan dengan Dunia’ pada Minggu, 13 Oktober 2024.

Kegiatan dimulai dengan sambutan dari perwakilan Kepala Sekolah SMPN 1 Ngadiluwih, Imam Suhada, yang menyatakan betapa berharganya kesempatan bagi para peserta belajar jurnalistik dari pengurus DPC PJI Kediri Raya sebagai pemateri.

Acara ini diikuti oleh 28 peserta dari kelas 7, 8, dan 9, yang telah tergabung dalam keanggotaan jurnalistik SMPN 1 Ngadiluwih.

Ketua DPC PJI Kediri Raya, Yudo Widodo, menyampaikan materi dasar mulai dari konsep 5W1H hingga kebebasan pers yang diatur dalam undang-undang nomor 40 tahun 1999.

“Pentingnya materi dasar yang mencakup konsep 5W1H (What, Who, When, Where, Why, How) ini dalam menulis berita yang jelas dan informatif, serta bagaimana penggunaan 5W1H dapat membantu pembaca memahami suatu informasi secara komprehensif,” kata Yudo.

Selain itu, masih kata Ketua DPC PJI Kediri Raya, pentingnya kebebasan pers yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.

“Bahwa kebebasan pers merupakan hak yang harus dijunjung tinggi dalam sebuah negara demokratis dan bagaimana media massa memiliki peran yang besar dalam menjaga kemerdekaan pers tersebut,” imbuhnya.

Sementara itu, pemateri lain, Arif dari media Destara, mengungkapkan bahwa jurnalistik adalah sebuah karya dari seorang yang berprofesi sebagai wartawan.

“Jurnalistik bukan hanya sekadar pekerjaan, melainkan sebuah karya seni yang memerlukan keahlian dan ketekunan,” ujar Arif.

Ia menambahkan bahwa wartawan harus memiliki kemampuan menulis yang baik, analisis yang tajam, serta integritas yang tinggi untuk menciptakan karya jurnalistik yang berkualitas. Arif juga menekankan pentingnya etika dalam praktik jurnalistik agar informasi yang disampaikan dapat dipercaya oleh publik.

“Pemahaman akan jurnalistik sebagai sebuah karya seni dapat mendorong perkembangan media yang lebih berkualitas di masa depan,” tambahnya.

Disisi lain, pemateri berikutnya, Dwi, dari media Jatimexpos, membahas perbedaan antara tulisan yang dipublikasikan di media sosial dengan yang di media massa online dan cetak, ia memberi penekanan pada pentingnya keseimbangan informasi dan berita.

“Berita di Sosial Media cenderung belum terverifikasi dan bisa cepat tersebar tanpa validasi, berpotensi menyebabkan hoaks. Sementara berita di Media Massa Online atau Cetak telah melalui proses editorial lebih ketat dengan standar jurnalisme yang tinggi, memberikan keakuratan dan kepercayaan yang lebih tinggi kepada pembaca,” ucap Dwi yang juga menjabat sebagai sekertaris 2 di PJI Kediri Raya.

Ditambahkannya, Poin tersebut bisa membantu masyarakat dalam mendapatkan informasi yang lebih terpercaya dan terjamin kebenarannya.

Ditemui di tempat yang sama, Mirzatul Qumairoh, wakil pembina organisasi jurnalistik SMPN 1 Ngadiluwih, menekankan kepada peserta agar memahami tata cara penulisan, struktur, runtutan, dan kode etik jurnalistik untuk menghasilkan karya tulis yang lebih baik di masa depan.

“Jadi setiap minggunya itu kan mereka (anggota jurnalistik SMPN 1 Ngadiluwih -red) menulis berita minimal satu, dan kalau ada kegiatan sekolah kan juga mereka yang menulis nanti disortir yang berhak tayang oleh kami. Semoga nantinya anak-anak bisa teliti lagi kalau menulis berita, maksudnya gak ngawur gitu setelah mendengarkan pemaparan dari Tim PJI,” ungkap Mirza yang juga mengajar mata pelajaran IPS.

Masih kata Mirzatul Qumairoh, “Kadang anak-anak itu lebih ke, kan mereka itu karena masih SMP ya. Kadang itu, kalau semangat kan ya semangat sih, tapi kalau sudah mager itu ngoprek ngoprek gitu susah. Ya kendalanya itu kadang satu sama lainnya beda pendapat terus mereka mogok mogok an.”

Usai sesi pelatihan wawancara, Nanda, salah satu peserta yang mengikuti pelatihan menyampaikan ucapan terimakasih kepada pemateri dari PJI Kediri Raya yang sudah berikan ilmu baru di bidang jurnalistik.

“Terimakasih pak, semoga ke depannya saya dan teman-teman yang lain bisa lebih semangat lagi untuk menulis berita yang bisa dinikmati oleh pembaca,” kata Nanda.

Diharapkan, melalui pelatihan jurnalistik ini, semua peserta akan lebih memahami kode etik jurnalistik sesuai dengan ketentuan Dewan Pers, dan mampu mengembangkan kemampuan mereka dalam bidang jurnalistik. [Yud]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *