TAKALAR | MDN – Beberapa hari lalu, viral di media sosial mengenai jalanan yang sudah puluhan tahun tidak tersentuh oleh pemerintah daerah, provinsi, maupun pusat. Masyarakat Dusun Karepattoddo, Desa Barugaya, Kecamatan Polongbangkeng Timur, Kabupaten Takalar, menutup jalan dengan mendirikan papan berbentuk “X” di tengah jalan tersebut dan melarang warga melintas.
Tindakan masyarakat Dusun Karepattoddo untuk menutup jalan akses yang telah rusak selama 30 tahun adalah langkah yang bisa dimengerti sebagai bentuk protes.
“Kami masyarakat Dusun Karepattoddo sudah hilang kesabaran, sudah bosan dengan janji-janji. Mana pemerintah dan wakil-wakil kami yang duduk di DPR?” ucap Dg. Jalling dengan nada kesal pada Sabtu (19/10/2024).
Lebih jauh, Dg. Jalling menjelaskan bahwa keberadaan masyarakat Dusun Karepattoddo tidak dianggap di Desa Barugaya. Pada momen Pilpres, Pilgub, Pilkada, Pilcaleg, bahkan Pilkades, mereka selalu diiming-imingi bahwa jalanan mereka akan diperbaiki.
“Mewakili masyarakat dan keluarga besar saya di Dusun Karepattoddo, kami menagih janji itu,” sambung Dg. Jalling sebagai salah satu tokoh masyarakat Dusun Karepattoddo.
Informasi dari beberapa warga setempat menerangkan bahwa beberapa waktu lalu mereka pernah melakukan penanaman pohon pisang di tengah jalan sebagai bentuk protes dan kekesalan.
“Penanaman pohon pisang di tengah jalan pernah kami lakukan, tapi itu tidak membuat pemerintah dan wakil kami menunjukkan keprihatinannya terhadap jalanan kami di Dusun Karepattoddo,” tambah salah satu warga Dusun Karepattoddo, Desa Barugaya.
Langkah ini menunjukkan ketidakpuasan mereka terhadap kurangnya perhatian pemerintah terhadap infrastruktur yang sangat penting. Jika ada cara lain untuk menyampaikan tuntutan ini, seperti melalui dialog atau mediasi, mungkin bisa lebih efektif dalam mencapai solusi yang diinginkan. [D’Kawang]
