Presiden AS Donald Trump menyatakan adanya keadaan darurat nasional di perbatasan selatan Amerika Serikat. Trump memerintahkan pengiriman lebih banyak pasukan garda nasional untuk membantu mengamankan perbatasan Amerika.
Pemerintahannya mengatakan, pasukan yang dikerahkan di perbatasan akan mendukung penegak hukum melakukan pengawasan “penuh”, mendeteksi para migran dan membantu memasang penghalang fisik.
Para pejabat mengatakan, diperkirakan akan ada tambahan pasukan dalam beberapa pekan mendatang.
Meskipun sebagian tentara dipersenjatai untuk membela diri, namun tidak ada yang akan menangkap migran yang melintasi perbatasan, karena undang-undang AS melarang militer melakukan kegiatan penegakan hukum di dalam negeri.
Namun ada beberapa perkecualian seperti, “Undang-Undang tentang Pemberontakan” yang bisa diterapkan oleh presiden, agar memungkin-kan militer melakukan penangkapan atau penggeledahan dan penyitaan di dalam wilayah AS, guna membantu menghentikan apa yang disebutnya sebagai ‘invasi’.”
Michael O’Hanlon dari Brookings Institution mengatakan melalui Zoom, “Trump bersungguh-sungguh tentang hal ini, namun jelas dia berupaya lebih banyak untuk memperketat perbatasan dibandingkan presiden-presiden lain, terutama para pendahulunya dari Partai Demokrat.”
Pasukan tambahan itu menerbangkan ribuan imigran ilegal yang ditahan oleh kantor Bea Cukai dan Patroli Perbatasan ke negara asal mereka. Seorang pejabat pertahanan mengatakan kepada VOA, dua penerbangan pertama berlangsung Jumat pagi dan mendarat di Guatemala. [Red]#VOA