MDN – Di kamp pengungsian Shuafat, distrik kumuh di Yerusalem timur yang dikelilingi oleh tembok beton besar, pemeriksaan keamanan yang ketat membuat perjalanan keluar sangat merepotkan.
Namun, saat ini mereka yang tinggal di dalam kamp masih memiliki akses ke klinik dan sekolah yang dikelola PBB.
Karena tidak adanya layanan kota, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina, yang dikenal sebagai UNRWA, menyediakan layanan kesehatan dan pendidikan gratis yang layak bagi penduduk Shuafat, seperti disampaikan oleh Karim Hawash, penduduk Shuafat.
“UNRWA menyediakan sekolah gratis, dukungan medis di rumah sakit dan klinik di sini, dan ini membantu kamp pengungsi menjadi layak huni. Penutupan UNRWA merupakan masalah besar bagi semua orang di kamp untuk mendapatkan layanan sekolah, kesehatan, dan sosial,” tuturnya.
Seorang penduduk setempat lainnya, Ismail al-Turk, menambahkan, “…juga pengumpulan sampah, tetapi juga pendidikan di sini seperti sekolah ini, sekolah Einab, dan pusat kesehatan ini. Badan itu menyediakan semua layanan ini.”
Namun layanan tersebut — serta segala hal mulai dari pengambilan sampah hingga pemeliharaan sistem air — mungkin mulai menghilang setelah Kamis, ketika sepasang undang-undang Israel yang disahkan Oktober lalu mulai berlaku. Undang-undang itu melarang UNRWA beroperasi di wilayah Israel dan melarang pejabat Israel melakukan kontak apa pun dengan badan tersebut.
Dampak paling langsung akan terjadi di Yerusalem timur, yang dianeksasi Israel dalam sebuah aksi yang tidak diakui oleh sebagian besar masyarakat internasional.
Markas besar UNRWA, yang terletak di sana, menghadapi penutupan segera.
Namun larangan tersebut juga mengancam akan melemahkan operasi UNRWA di seluruh daerah pendudukan Tepi Barat dan Jalur Gaza, di mana badan itu menjadi sumber kehidupan bagi sekitar dua juta warga Palestina, yang sebagian besar kehilangan tempat tinggal akibat perang Israel-Hamas selama 15 bulan.
Israel telah lama mengecam UNRWA, dengan menyatakan bahwa lembaga tersebut melanggengkan status pengungsi Palestina. [Red]#VOA