Warta  

Perawat Puskesmas Ngawi Dilarikan ke RSUD Dr. Soeroto Setelah Dibentak Kepala Puskesmas

admin
Dibentak Atasan, Perawat Puskesmas Dilarikan Dan Dirawat Di Rsud Ngawi

NGAWI | MDN – Salah satu perawat ahli di Puskesmas Ngawi harus dilarikan ke RSUD Dr. Soeroto Ngawi setelah diduga mengalami tekanan akibat dibentak oleh kepala puskesmas. Kejadian ini bermula saat perawat tersebut meminta izin melalui kepala ruangan untuk mengantarkan orangtuanya ke RSUD untuk kontrol.

Suami korban, Haerudin, mengungkapkan bahwa sebelum kejadian, istrinya sempat kembali ke puskesmas menggunakan sepeda motor. Setibanya di puskesmas, perawat berinisial KK ini langsung dimarahi dan dibentak oleh kepala puskesmas. “Istri saya tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi, tetapi sampai sesak napas akibat kejadian tersebut. Saya kaget ketika diberi tahu oleh saudara bahwa istri saya masuk IGD pada Jumat siang kemarin. Saya langsung ke rumah sakit dan melihat istri saya dalam kondisi gemetar,” kata Haerudin pada Sabtu (1/2/2025).

Dibentak Atasan, Perawat Puskesmas Dilarikan Dan Dirawat Di Rsud Ngawi 2Haerudin menyayangkan sikap kepala puskesmas yang arogan. Ia yang merupakan pensiunan TNI AD menyatakan tidak pernah bersikap semena-mena terhadap anggotanya. “Saya pernah memimpin anggota di satuan, namun tidak pernah arogan terhadap anak buah. Bahkan yang melanggar pun saya hanya memberikan masukan yang pantas sesuai umur dan kategori orangnya. Apalagi istri saya sudah bekerja di PKM selama 33 tahun. Saya tahu kejadian ini dari cerita teman-teman istri saya,” jelas Haerudin.

Dia juga menuturkan bahwa istrinya diancam akan dipindah tugaskan, padahal tinggal 4 tahun lagi pensiun. “Saya masih menunggu itikad baik dari dr. Arvika untuk meminta maaf kepada saya dan istri saya, serta orang-orang yang mungkin pernah disakiti sebelumnya. Saat ini, istri saya masih pusing dan tensinya belum stabil. Jika terjadi sesuatu, saya tidak akan tinggal diam,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Ngawi Kota, dr. Arvika, membenarkan kemarahannya terhadap perawat KK. “Ya, saya memang marah karena dia keluar pada jam kerja tanpa izin langsung kepada saya, hanya izin melalui kepala ruang. Saya menegur karena ada saudaranya, dia salah dan bersikeras. Berbeda dengan saudaranya yang mengakui kesalahan,” kata dr. Arvika saat dikonfirmasi melalui telepon.

Dr. Arvika yang baru menjabat sebagai kepala puskesmas Ngawi Kota mengaku belum sempat menjenguk korban karena kesibukan rapat dan acara keluarga di Kendal. “Kemarin saya sibuk mengikuti rapat, dan sekarang ada acara keluarga di Kendal,” tutupnya. [ZN]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *