Para pejabat mengatakan wakil khalifah ISIS Abdallah Makki Muslih al-Rufay’i tewas dalam serangan udara yang menargetkan lokasinya di gurun Anbar, Irak, pada Kamis.
Sudani tidak mengatakan kapan atau bagaimana al-Rufay’i terbunuh, tetapi menyebut kematian itu sebagai “pencapaian keamanan yang signifikan.”
Pasukan khusus Irak, dalam unggahan berikutnya di platform media sosial X, mengatakan al-Rufay’i tewas pada Kamis dalam serangan udara yang menargetkan lokasinya di gurun Anbar, Irak.
Para pejabat mengatakan serangan itu adalah hasil dari upaya dua tahun untuk melacak lokasinya, dengan terobosan yang terjadi dalam enam bulan terakhir.
Para pejabat juga mengatakan mereka menangkap tujuh anggota ISIS lainnya, termasuk dua wanita, dalam operasi lanjutan di Anbar. Intelijen yang dikumpulkan di lokasi serangan udara selanjutnya mengarah pada penangkapan lima orang lainnya di Kota Irbil, Irak utara.
Para pejabat Irak mengatakan bahwa al-Rufay’i, yang juga dikenal sebagai Abu Khadija, adalah pejabat tinggi ISIS untuk Irak dan Suriah. Mereka juga mengatakan bahwa al-Rufay’i juga memainkan peran kunci dalam operasi eksternal kelompok tersebut.
Sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru-baru ini, yang didasarkan pada intelijen dari negara-negara anggota PBB, mengatakan bahwa al-Rufay’i menjalankan operasi ISIS di seluruh Irak, Suriah, Turki, dan wilayah lain di Timur Tengah.
Laporan intelijen PBB lainnya telah mengidentifikasi al-Rufay’i sebagai anggota komite delegasi ISIS, yang dipandang sebagai badan eksekutif paling berpengaruh dalam kelompok teror tersebut.
Para pejabat AS belum mengomentari klaim Irak tersebut.
Berbagai perkiraan intelijen menyebutkan jumlah kombatan ISIS di Irak dan Suriah berkisar antara 1.500 hingga 3.000 orang, dengan mayoritas beroperasi di Suriah.
Pejabat militer AS memperingatkan pada Juli tentang kemungkinan kebangkitan ISIS di wilayah tersebut. Mereka menambahkan bahwa kelompok teror tersebut akan meningkatkan jumlah serangannya menjadi dua kali lipat dari yang telah dilakukannya di Irak dan Suriah tahun sebelumnya.
Baru-baru ini, pada Desember, pasukan AS melakukan serangkaian serangan udara terhadap ISIS di Suriah. Serangan itu mengenai sasaran di daerah yang ditinggalkan oleh pasukan antiteror yang setia kepada mantan presiden Suriah Bashar al-Assad.
Meskipun Irak dan Suriah merupakan pusat ideologi pendirian ISIS, telah terjadi konsensus yang berkembang di antara para pejabat intelijen dan pakar bahwa kelompok teror tersebut tidak lagi melihat Timur Tengah sebagai basis operasi globalnya.
Para pejabat, termasuk dari AS, mengatakan ada keyakinan yang berkembang bahwa kelompok tersebut sekarang dipimpin oleh Abdul Qadir Mumin, yang bermarkas di Somalia. Di negara itu, Mumin menjadi terkenal sebagai emir afiliasi kelompok tersebut di Somalia, IS-Somalia. [Red]#VOA