KEDIRI | MDN – Sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri di Kediri menjadi perhatian publik setelah muncul dugaan pelanggaran terkait pelaksanaan study tour ke Bali. Kegiatan yang seharusnya berorientasi pada edukasi ini didapati tidak sesuai dengan izin yang diberikan oleh Dinas Pendidikan.
Pada awalnya, sekolah mengajukan proposal untuk melakukan study banding ke sejumlah perguruan tinggi. Namun, dalam pelaksanaannya, perjalanan tersebut lebih banyak diisi dengan kunjungan ke tempat wisata dan pusat perbelanjaan, tanpa adanya kegiatan akademik sebagaimana direncanakan.
“Kami sangat menyayangkan kejadian ini. Study tour idealnya menjadi kesempatan bagi siswa untuk belajar di luar kelas, bukan sekadar ajang rekreasi,” ujar salah satu orang tua siswa yang enggan disebutkan namanya. Ia juga menekankan bahwa sekolah harus dikenai sanksi administratif berupa pembekuan izin kegiatan serupa selama dua tahun ke depan.
Selain itu, sejumlah orang tua siswa turut mengeluhkan biaya perjalanan yang dinilai terlalu tinggi dan kurang transparan dalam perinciannya. Mereka berharap Dinas Pendidikan segera melakukan audit guna memastikan pengelolaan dana yang akuntabel.
Kasus ini menjadi peringatan bagi sekolah lain agar lebih berhati-hati dalam menyusun dan melaksanakan kegiatan di luar lingkungan akademik. Pemerintah Provinsi Jawa Timur dikabarkan tengah merancang regulasi yang lebih ketat untuk menghindari pelanggaran serupa di masa depan.
Sejumlah orang tua juga berharap pemerintah dapat mengambil langkah tegas terhadap kepala sekolah yang bertanggung jawab dalam kegiatan tersebut, demi memastikan transparansi dan kepatuhan terhadap aturan yang berlaku. [Tim Media]
