Daerah  

Karnaval Kedunggalar Dikeluhkan Warga: Pungutan Tak Jelas Cemari Acara Rakyat

admin
Karnaval kedunggalar jadi ajang pungli 2

NGAWI – MDN | Karnaval tahunan di Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, yang semestinya menjadi ruang ekspresi budaya dan peluang ekonomi bagi pelaku usaha kecil, justru memicu keluhan dari pedagang dan pengunjung. Sejumlah warga mengaku mengalami pungutan liar (pungli) oleh oknum yang tidak memiliki kejelasan otoritas.

Dian Tri, salah satu pedagang makanan, menyampaikan kekecewaannya setelah diminta membayar pungutan hingga tiga kali oleh orang berbeda. Ia menunjukkan karcis bertuliskan “Karang Taruna Dusun Pulorejo, Desa Kedunggalar” sebagai bukti pungutan yang ia terima.

“Nilainya Rp10.000 untuk kebersihan dan parkir, tapi saya ditarik tiga kali oleh petugas berbeda. Ini bukan soal uangnya, tapi ketidakjelasan mekanismenya,” tulis Dian dalam unggahan di grup media sosial Info Cepat Ngawi Peduli, Kamis (21/8).

Keluhan serupa datang dari Agus Khentus, pedagang pentol, yang mengaku dikenai biaya Rp20.000 untuk berjualan di lokasi acara. Ia mempertanyakan besaran pungutan yang dinilai tidak proporsional.

“Kalau ada tarikan kebersihan itu wajar, tapi jualan pentol ditarik Rp20 ribu, rasanya berlebihan,” ujarnya.

Tak hanya pedagang, penonton pun turut menyuarakan ketidaknyamanan. Seorang warga bernama Carren mengeluhkan pengaturan parkir yang dinilai menyulitkan pengunjung, terutama yang membawa anak kecil.

“Jalan ditutup, motor harus dititip jauh dari lokasi. Saya bawa anak kecil, harus jalan cukup jauh,” keluhnya.

Menanggapi berbagai keluhan tersebut, Camat Kedunggalar, Arifin, memberikan klarifikasi. Ia menyebut pengaturan lalu lintas dan parkir merupakan hasil koordinasi antara panitia, aparat keamanan, dan pemerintah desa setempat demi kelancaran acara.

“Jalur dari Sidowayah hingga lapangan Kedunggalar harus steril dari kendaraan. Karang taruna diberi kewenangan membuka lahan parkir di titik-titik tertentu,” jelas Arifin.

Ia mengakui masih ada kendaraan yang masuk ke jalur steril, namun secara umum pelaksanaan berjalan sesuai rencana. Terkait dugaan pungli, Arifin mengajak semua pihak untuk berdialog dan mencari solusi bersama.

“Mari kita duduk bersama agar tidak ada kesalahpahaman. Panitia sudah berupaya maksimal demi kenyamanan semua pihak,” pungkasnya.

Karnaval Kedunggalar merupakan agenda tahunan yang kerap dinanti masyarakat. Namun, insiden ini menjadi pengingat pentingnya transparansi dan koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan publik agar tidak mencederai semangat kebersamaan yang ingin dibangun. [Don]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *