Ragam  

Tradisi Wiwitan Warnai Keberhasilan Panen Padi Warga Mojodadi Usai Dua Musim Gagal

admin
Tradisi wiwitan warnai keberhasilan panen padi warga mojodadi 2 (2)

LAMONGAN – MDN | Suasana penuh syukur menyelimuti Dusun Telebung, Desa Mojodadi, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan, saat warga menggelar tradisi Wiwitan sebagai penanda dimulainya musim panen padi. Tradisi ini menjadi momen istimewa setelah dua musim sebelumnya warga mengalami gagal panen akibat banjir yang merendam area persawahan.

Wiwitan merupakan tradisi selamatan khas masyarakat pedesaan Jawa yang digelar sebelum memulai panen, sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil bumi yang melimpah. Tahun ini, keberhasilan panen tak lepas dari upaya normalisasi Kali Telepon—sungai yang sebelumnya mengalami pendangkalan dan menjadi penyebab utama banjir di wilayah pertanian Mojodadi.

Tradisi wiwitan warnai keberhasilan panen padi warga mojodadi

Acara Wiwitan yang digelar pada Selasa (7/10) dihadiri oleh jajaran Forkopimcam Kedungpring, Kepala Desa Mojodadi beserta perangkat desa, serta tokoh masyarakat dan warga setempat. Dalam sambutannya, Camat Kedungpring, Noman Kresna Martha Sena, S.STP.,M.Si, menyampaikan apresiasi atas kerja sama antara pemerintah dan masyarakat dalam memperbaiki saluran irigasi.

“Normalisasi Kali Telepon telah memberikan dampak nyata bagi keberhasilan panen tahun ini. Kami akan terus melanjutkan perbaikan aliran sungai hingga wilayah Bojonegoro, agar sistem pembuangan air menuju Bengawan Solo semakin optimal,” ujar Norman.

Warga Dusun Telebung, Mustaqim, turut menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah atas respons cepat dalam menangani persoalan banjir yang selama ini menjadi momok bagi petani.

Tradisi wiwitan warnai keberhasilan panen padi warga mojodadi 2 Tradisi wiwitan warnai keberhasilan panen padi warga mojodadi 3

“Kami sangat bersyukur. Setelah dua kali gagal panen, akhirnya kami bisa menikmati hasil kerja keras kami. Terima kasih kepada pemerintah yang telah menormalisasi Kali Telepon,” ungkapnya kepada MDN.

Tradisi Wiwitan berlangsung dengan lancar, tanpa kendala. Warga tampak antusias mengikuti rangkaian acara, mulai dari doa bersama hingga makan bersama sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur. Momentum ini sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya menjaga lingkungan dan infrastruktur pertanian demi keberlanjutan hasil panen.

Dengan keberhasilan panen kali ini, masyarakat Mojodadi berharap tradisi Wiwitan dapat terus dilestarikan sebagai warisan budaya sekaligus wujud spiritualitas dalam kehidupan bertani. [ABON]

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *