PEMALANG – MDN | Lapangan sepak bola Desa Penggarit, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, menjadi pusat perhatian masyarakat pada Sabtu (1/11/2025) siang. Ribuan warga tumpah ruah menghadiri pembukaan Festival Mangga Tahun 2025, sebuah ajang dua tahunan yang telah menjadi ikon kebanggaan masyarakat Pemalang.
Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.ST.M.K, dengan didampingi oleh Bupati Pemalang Anom Widiyantoro, S.E., M.M., serta Dandim 0711/Pemalang Letkol Inf. Muhammad Arif, S.Hub.Int.
Festival yang digagas oleh Ketua Panitia Endro Johan Kusuma ini dihadiri sekitar 1.500 peserta, terdiri dari unsur Forkopimda, OPD Provinsi dan Kabupaten, para petani mangga, pelaku UMKM, serta masyarakat umum.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut di antaranya Kapolres Pemalang AKBP Rendy Setia Permana, S.I.K., S.H., M.M., Dansatradar 403 Tegal Letkol Lek Indra Febrian Nugraha, Kajari Pemalang Rina Idawani, S.H., C.N., M.M., Wakil Bupati Pemalang Nurcholis, S.H., M.Si., Ketua DPRD Pemalang Drs. Martono, serta unsur Forkopimda lainnya.
Pembukaan festival diawali dengan doa bersama dan laporan dari penyelenggara, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan serta pemukulan kentongan sebagai tanda resmi dimulainya Festival Mangga 2025.
Momen ini kemudian disusul dengan tradisi “Grebeg Gunungan Mangga”, simbol syukur atas melimpahnya hasil panen mangga di wilayah Pemalang.
Dalam sambutannya, Bupati Pemalang Anom Widiyantoro, S.E., M.M. menyampaikan apresiasi atas dukungan semua pihak dalam penyelenggaraan festival yang telah menjadi agenda rutin Kabupaten Pemalang.
“Festival Mangga ini terasa istimewa karena dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah dan para pegiat pariwisata dari berbagai daerah. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa komoditas mangga Pemalang, khususnya Mangga Istana, semakin dikenal dan diapresiasi di tingkat nasional,” ujarnya.
Beliau juga menegaskan bahwa sejak pertama kali digelar pada tahun 2016, kemudian 2022, dan kini 2025, Festival Mangga telah menjadi simbol komitmen Pemalang untuk mengembangkan potensi unggulan daerah.
Mengusung tema “Menyatukan Rasa Menuju Istana”, festival ini menurut Bupati bukan sekadar perayaan hasil panen, melainkan upaya konkret dalam menyatukan berbagai potensi masyarakat – mulai dari kualitas buah, kreativitas olahan produk, hingga sinergi antara petani, pelaku usaha, dan masyarakat.
Selain itu, festival yang berlangsung selama tiga hari, yakni 31 Oktober – 2 November 2025, menampilkan berbagai kegiatan menarik seperti kirab budaya pengantin mangga, pameran UMKM, expo aneka mangga, ekonomi kreatif, dan pentas seni tradisional.
“Tujuan festival ini tidak lain adalah mempromosikan produk unggulan daerah, meningkatkan kesejahteraan petani, menggeliatkan ekonomi lokal, melestarikan budaya dan alam, serta menciptakan daya tarik wisata baru di Kabupaten Pemalang,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.ST.M.K. dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga atas keberhasilan masyarakat Desa Penggarit dalam menjaga budaya dan mengembangkan potensi daerah.
“Mangga Istana ini saya jadikan contoh potensi unggulan wilayah saat debat calon Gubernur Jawa Tengah. Saya sangat mengapresiasi petani dan masyarakat Penggarit yang telah menjadikan kegiatan ini sebagai bagian dari budaya Jawa Tengah,” ungkapnya.
Beliau juga menegaskan bahwa Desa Penggarit layak dijadikan contoh kekompakan dan semangat gotong royong masyarakat di Jawa Tengah.
“Festival Mangga ini harus terus dijaga dan dilestarikan. Kegiatan ini bukan hanya bentuk pelestarian budaya, tetapi juga sarana mempererat kebersamaan masyarakat serta mendukung perekonomian lokal,” tambahnya.
Gubernur berharap agar festival ini dapat menjadi agenda rutin tahunan, sekaligus mendorong Jawa Tengah menjadi provinsi yang “Gemah Ripah Loh Jinawi, masyarakatnya sehat dan tentrem”.
Setelah acara resmi pembukaan selesai, kegiatan dilanjutkan dengan pertunjukan tari-tarian tradisional yang menggambarkan semangat kebersamaan dan rasa syukur masyarakat Penggarit.
Festival Mangga 2025 tidak hanya menjadi ajang promosi buah unggulan daerah, tetapi juga memperkuat identitas Kabupaten Pemalang sebagai daerah yang kaya potensi, budaya, dan semangat kebersamaan. [SIS]














