PEMALANG ( MDN ) – Kepengurusan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tingkat Kabupaten Pemalang mengadakan acara puncak resepsi HUT Ke-78 PGRI.
Acara puncak resepsi itu diselenggarakan di Gedung PGRI, jalan Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Mulyoharjo, Kecamatan Pemalang, Jawa Tengah. Kamis, 30 November 2023.
Ketua PGRI Kabupaten Pemalang, Mualip, saat laporannya mengatakan, dalam rangka meriahkan HUT PGRI dan Hari Guru Nasional 2023 banyak kegiatan yang dilaksanakan mulai dari Olahraga, Seni Budaya, Sosial dan lain sebagainya.
“Secara sosial, kami telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 39 Tangki untuk wilayah Kecamatan Pulosari, kemudian Cabang Pemalang melakukan kegiatan sosial ke Panti Jompo. Cabang Kecamatan Moga memberikan 300 paket untuk masyarakat yang membutuhkan dan Kecamatan Pulosari untuk anggota PGRI yang terkena musibah,” ucap Mualip.
Pada puncak resepsi, PGRI Kabupaten Pemalang mengukuhkan Forum Pena Guru Literasi yang didalamnya ada Guru – Guru super.
Tak hanya itu, puncak resepsi HUT PGRI ke-78 juga diresmikan Gedung Pendidikan dan Pelatihan senilai hampir Rp.1,1 Milliar dengan sumber dana swadaya anggota.
“Gedung PGRI ini bisa dimanfaatkan oleh anggota PGRI maupun masyarakat umum,” kata Mualip.
Pada akhir laporannya, Mualip atas nama PGRI SeKabupaten Pemalang mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bupati atas perhatian dan dukungan terhadap dunia pendidikan.
“Bahwa di tahun 2024 Kabupaten Pemalang membuka 1.078 kuota untuk tenaga honorer. Angka 1.078 kuota bukan kaleng-kaleng. Tanpa dilandasi ingin mendukung kesejahteraan guru, tidak ada Bupati yang berani bersikap seperti itu,” ujar Mualip.
“Di tengah kebutuhan prioritas anggaran prioritas entah infrastuktur, entah kesehatan tapi masih sangat peduli tentang peruntukan kesejahteraan guru guru honorer,” tambahnya.
Sementara Bupati Pemalang Mansur Hidayat dalam sambutannya, atas nama Pemerintah Daerah mengucapkan selamat Hari Guru Nasional dan HUT ke 78 PGRI serta terima kasih atas darma bakti, kerja kerasnya untuk mencerdaskan anak – anak khususnya di Kabupaten Pemalang.
“Semoga sumbangsih keikhlasan panjenengan (guru) semuanya pahalanya selalu mengalir, karena ilmu selalu terpakai sepanjang masa,” tutur Mansur.
Di zaman era digitalisasi, lanjut Mansur, sesuai yang dicanangkan Menteri Pendidikan bahwa kita merdeka belajar, merdeka mengajar sesuai dengan temanya Transformasi Guru Untuk Indonesia Maju.
“Artinya apa? Guru bisa berinteraksi dengan guru guru lain seluruh Indonesia, Murid juga bisa belajar berinteraksi dengan seluruh murid di Indonesia. Artinya ada kebebasan untuk berinteraksi, berkolaborasi, berinovasi dengan digitalisasi,” kata Mansur.
Namun demikian, Mansur berpesan didalam kebebasan perlu membentengi diri kita semua untuk anak – anak agar mereka tidak terjerumus digitalisasi yang terlalu bebas.
“Awasi anak-anak kita, mereka berselancar di dunia maya. Kemana mereka berselancar ke yang positif atau ke hal-hal yang negatif,” Tutupnya. [SIS]
