Warta  

Operasional Bus Shalawat Mulai Dihentikan

admin
Operasional Bus Shalawat Mulai Dihentikan

SURABAYA | MDN – Memasuki masa tenang jelang puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), bagian transportasi mulai menghentikan operasional bus Shalawat sejak Selasa (11/12/2024). Hanya tersisa 20 unit bus shalawat yang masih beroperasi melayani jamaah haji dari kloter terakhir yang baru tiba di kota suci Makkah, Arab Saudi. Seperti untuk kloter 105 dan 106 Embarkasi Surabaya (SUB).

Menurut Syarif Rahman, Kepala.Seksi Transportasi Makkah, ada sepuluh bus di Terminal Syib Amir dan sepuluh di Terminal Al Jiyad yang disiagakan khusus mengantisipasi jamaah yang hendak melaksanakan umrah wajib.

Mereka ini akan ditunggu hingga selesai melaksanakan ibadah. Setelah itu akan diantar lagi ke hotelnya masing-masing. Setelah itu tidak ada lagi pengantaran atau penjemputan. “Kami siapkan sepuluh bus shalawat khusus jamaah yang baru datang. Bus ini akan mengangkut mereka melaksanakan umrah wajib. Jamaah kloter-kloter terakhir tiba di Makkah yaitu dari Embarkasi Surabaya 105 dan 106,” kata Syarif.

Menurut Syarif, bus shalawat akan kembali beroperasi normal setelah Nafar Tsani. Bagi jamaah yang harus pulang pada 22 Juni akan disiapkan bus ke Masjidil Haram untuk melaksanakan Thawaf Ifadah sekaligus Thawaf Wada. “Hari Senin jam 12 siang masa operasional diberhentikan karena bus tersebut ditarik oleh naqobah yang mengurus transportasi karena akan digunakan angkutan di Armuzna nanti,” kata Syarif, Selasa (11/6/2024).

Petugas Haji dari Media Centre Haji (MCH) melakukan pemantauan di Terminal Syb Amir dan Masjidil Haram, Senin (10/6/2024). Tampak sejumlah jamaah turun dari bus dan menuju Masjidil Haram untuk menunaikan Shalat Dzuhur.

Para jamaah mengaku diberi informasi bahwa bus terakhir melayani hanya sampai siang hari. Karena itu sebagian jamaah menyatakan akan pulang ke hotel dengan jalan kaki dan ada pula yang memilih naik taksi. “Kami balik dengan naik taksi,” kata seorang jamaah Lampung.

Jamaah asal Bulukumba, Sulawesi Selatan yanh tergabung dalam kloter 17 Embarkasi Makassar, drg Farida Rahim, memilih memutuskan Shalat Dzuhur di hotel setelah mengetahui bahwa jam operasional bus Shalawat hanya sampai siang hari. “Saya sudah Shalat Shubuh di Masjidil Haram dan Shalat Dhuha tadi. Saya memilih pulang saja karena tidak ada lagi bus yang bisa mengantar pulang ke hotel,” kata Farida. [ Vin/Pur ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *