Berita  

Penyebaran PMK Tak Terkendali, Dua Pasar Hewan di Lamongan Tetap Ditutup

admin
Ilustrasi Penyebaran Pmk Tak Terkendali, Dua Pasar Hewan Di Lamongan Tetap Ditutup
ILUSTRASI Penyebaran PMK Tak Terkendali, Dua Pasar Hewan di Lamongan Tetap Ditutup

LAMONGAN |MDN – Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi di Lamongan masih belum terkendali dan terus meluas. Kondisi ini memaksa dua pasar hewan di Lamongan, yaitu Pasar Hewan Tikung dan Pasar Hewan Babat, untuk tetap ditutup sementara.

Direktur PD Pasar Lamongan, Hartono, mengonfirmasi bahwa pasar-pasar tersebut belum akan dibuka. “Minggu besok (19 Januari 2025), Pasar Hewan Tikung masih belum dibuka. Begitu juga dengan Pasar Hewan Babat yang beroperasi setiap hari Selasa,” ungkap Hartono kepada Tribun Jatim Network, Sabtu (18 Januari 2025).

Hartono menjelaskan bahwa meskipun tingkat kesembuhan sapi yang terkena PMK cukup tinggi, penyebaran penyakit ini masih terus bertambah. Oleh karena itu, keputusan untuk menutup pasar hewan tetap berlaku.

“Kami akan mengevaluasi selama 14 hari. Jika jumlah populasi sapi yang terserang PMK tidak bertambah, maka pasar hewan bisa beroperasi kembali. Namun jika tidak, penutupan akan diperpanjang,” kata Hartono.

Selama penutupan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan (Disnakeswan) bersama PD Pasar terus melakukan penyemprotan disinfektan secara rutin di lokasi pasar hewan. Hartono mengimbau peternak untuk sementara menghentikan transaksi di pasar hewan dan mematuhi anjuran petugas dalam merawat sapi.

Data terakhir menunjukkan bahwa jumlah sapi yang terjangkit PMK di Lamongan mencapai 824 ekor, meningkat dari sebelumnya 527 ekor. Tercatat 44 ekor sapi mati dan 222 ekor berhasil disembuhkan.

Forkopimda Lamongan, termasuk Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, Kapolres Lamongan AKBP Bobby A. Condroputra, dan Dandim 0812 Letkol Arm Ketut Wira Purbawan, memberikan perhatian ekstra dengan melakukan vaksinasi pada sapi yang sehat dan mengkarantina sapi yang sakit. Mereka juga menutup pasar hewan hingga waktu yang belum ditentukan.

Bupati Yuhronur Efendi bersama para pejabat terkait telah melakukan vaksinasi di kandang-kandang sapi milik peternak di Desa Balungwangi dan Desa Tarjo. Meskipun situasi ini belum tergolong kejadian luar biasa (KLB), upaya penanganan dan pencegahan tetap intens dilakukan.

“Kami meyakinkan para peternak bahwa penyakit PMK bisa disembuhkan. Yang terpenting adalah mematuhi anjuran dari Disnakeswan dan menjaga kebersihan lingkungan kandang,” kata Yuhronur.

Kaji Yes menekankan pentingnya kebersihan alas kaki saat masuk ke kandang sapi untuk mencegah penyebaran PMK melalui udara atau melalui orang yang berpindah dari satu kandang ke kandang lainnya. [J2]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *