TUBAN | MDN – Pemerintah Kabupaten Tuban terus memperkuat langkah dalam mengatasi stunting yang menjadi perhatian nasional. Sejalan dengan program pemerintah pusat dan Provinsi Jawa Timur, Pemkab Tuban menetapkan Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (PPPS) sebagai prioritas utama pembangunan daerah.
Wakil Bupati Tuban, Drs. Joko Sarwono, memimpin rapat koordinasi terkait PPPS pada Jumat (16/5) di Gedung KORPRI Tuban. Rakor tersebut dihadiri oleh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), jajaran TP PKK Tuban, serta kepala puskesmas dari seluruh kecamatan di Tuban.
Dalam pertemuan tersebut, Wabup Joko menegaskan bahwa upaya penurunan angka stunting harus dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan. Pemerintah menargetkan penurunan angka stunting hingga 14 persen pada tahun 2025, dari angka sebelumnya 17,8 persen di tahun 2023.
“Angka stunting di 2024 masih menunggu rilis resmi dari pemerintah pusat, tetapi kami optimistis bahwa tren penurunan ini bisa terus berlanjut dengan upaya maksimal,” jelasnya.
Salah satu langkah konkret yang akan dilakukan pasca rakor ini adalah rembuk stunting dari tingkat desa, diikuti dengan analisis situasi di setiap kecamatan. Pemkab juga akan memperkuat program di tingkat Posyandu, guna memastikan intervensi stunting mencapai sasaran dengan lebih efektif.
Mantan Kepala Bappeda Tuban ini juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari dunia pendidikan, infrastruktur, sosial, hingga peran aktif masyarakat.
“Menekan angka stunting bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama. Sektor kesehatan, pendidikan, dan bahkan ekonomi harus bergerak bersama untuk memastikan anak-anak di Tuban mendapatkan gizi dan perawatan yang baik,” ujarnya.
Selain itu, program penanganan stunting akan semakin melibatkan pemerintah desa, kader Posyandu, kader kesehatan, serta keluarga, guna memperluas dampak positif. Monitoring dan evaluasi berkala akan dilakukan untuk memastikan bahwa program berjalan sesuai target.
“Kami tidak hanya mengandalkan intervensi medis, tetapi juga pendekatan berbasis komunitas. Data dari Posyandu, jumlah anak dan ibu hamil, serta prevalensi stunting menjadi kunci dalam menentukan langkah berikutnya,” pungkas Wabup Joko.
Dengan sinergi yang semakin kuat, Pemkab Tuban berharap bahwa program ini dapat menciptakan masa depan yang lebih sehat bagi generasi penerus.