LAMONGAN (MDN) – Kabar meninggalnya siswa MTs yang sekaligus santri Pondok Pesantren (Ponpes) Tarbiyatut Tholabah yang berada di Desa Kranji, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jumat (25/8/2023) kemarin, menjadi tanda tanya sebagian kalangan.
Sebagian orang ada yang mengatakan korban berinisial MHN itu diduga meninggal karena dianiaya, namun ada juga yang mengatakan penyebab meninggalnya korban karena sakit.
Sehubunga dengan hal tersebut, para media medatangi beberapa sumber terkait ponpes yang terletak di wilayah Pantura Lamongan itu untuk menemui pengurus pondok dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, Sabtu (26/8/2023).
Sementara, suasana proses belajar mengajar masih berlangsung normal. Para siswa, pengajar serta pengurus ponpes sekitar pukul 07.00 WIB menggelar tahlilan mendoakan almarhum, MHN.
Wakasek Kesiswaan MTs Tarbiyatut Tholabah, Muhammad Fatih Taqiyyuddin dan Ketua Pondok Putra, Danang Eko Saputra menjelaskan apa yang sebenarnya dialami MHN hingga ditemukan meninggal dunia di kamar pengurus pondok.
Muhammad Fatih Taqiyyuddin mengungkapkan, pada Selasa, Rabu dan Kamis, MHN masih mengikuti proses belajar mengajar seperti hari-hari sebelumnya.
Namun, Kamis (24/8/2023) pada jam pelajaran ke 7 dan 8, MHN mengeluh sakit. Kemudian oleh Wali Kelas, Nur Salim, korban diminta istirahat di kamar pengurus.
“Mengaku sakit itu Kamis (24/8/2023), sekitar pukul 11.30 WIB, lalu diminta istirahat di kamar pengurus pondok,” ungkap Fatih.
Karena MHN anak ponpes yang bermukim, istirahatnya di kamar pengurus dan tidak harus pulang.
Sebatas itu yang ia diketahui, hingga mendengar MHN didapati meninggal dunia.
“Itu yang saya dengar,” Terang Muhammad Fatih Taqiyyuddin.
Setelah diistirahatkan di kamar pengurus, MHN dirawat oleh pengurus ponpes.
Saat istirahat di kamar pengurus MHN tidak sendirian, tapi bersama seorang siswa yang juga sakit.
Ketua Pondok Putra, Danang Eko Saputra membenarkan jika MHN diketahui meninggal pada Jumat (25/8/2023), saat menjelang salat subuh.
“Saya bangunkan, ternyata tidak merespons dan badannya sudah kaku,” ungkap Danang.
Saat dirawat di kamar pengurus, katanua sudah diberi obat.
“Saya tanyakan, katanya sudah dikasih obat,” katanya.
Ketika didapati badan korban sudah kaku dan tidak merespons apapun, Danang bersama seorang pengurus pondok membawa MHN ke dokter praktik yang ada di Desa Kranji.
“Hasil pemeriksaan dokter, baru dipastikan kalau MHN sudah meninggal,” Danang menuturkan.
Selanjutnya, MHN dibawa kembali ke ponpes untuk sementara. Hasil musyawarah pengurus dan petunjuk kiai pengasuh ponpes, korban dibawa ke RS Suyudi.
“Pagi itu juga saya bersama wali kelas 1 MTs, Pak Nur Salim ke rumah orang tua siswa di Pambon Brondong,” jelasnya.
Kepada orang tua korban, Basuni, Danang dan Nur Salim menginformasikan kalau MHN sedang ada di RS Suyudi.
“Kami hanya menyampaikan kalau putra pak Basuni ada di RS Suyudi,” kata Danang.
Danang memastikan tidak ada dugaan penganiayaan terhadap almarhum. Terakhir saat MHN mencuci baju bersama temannya berinisial N juga tidak tidak ada masalah. N kala itu mengaku masih sempat guyon.
“Jadi tidak ada perkara apa-apa. Mereka guyon, seperti guyonan anak-anak pondok,” ucapnya.
Soal ada luka di selangkangan korban? menurut Danang itu karena gatal-gatal yang sering digaruk.
“Jadi lecetnya karena sering digaruk,” Danang menjelaskan.
Menurut Danang, pihaknya dan pengurus ponpes tetap menyerahkan penanganannya kepada polisi terkait meninggalnya korban.
Selain itu, pihak pondok juga telah melakukan investigasi internal. Dan hasilnya, sejauh ini tidak ada dugaan yang mengarah ke penganiayaan.
Danang membantah informasi yang berkembang MHN ditemukan meninggal dunia di dalam kelas.
“Tidak di kelas, tapi di kamar pengurus,” tegas Danang.
Danang atas nama pengurus juga meminta maaf kepada keluarga korban saat pemakaman pada Jumat (25/8/2023) malam.
“Sekitar pukul 20.00 WIB sudah dibawa pulang dan dimakamkan,” tandasnya.
Danang bersama sejumlah pengurus ponpes turut hadir dalam pemakaman MHN.
Kasi Humas Polres Lamongan, Iptu Anton Krisbiantoro saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, polisi masih dalam penyelidikan dan mendalaminya. [Sat/Red]