(MDN) – Tim SAR menarik satu jenazah dari puing-puing tambang emas Australia yang runtuh pada hari Kamis (14/3), setelah operasi penyelamatan besar-besaran sebelumnya berhasil mengevakuasi 29 pekerja tambang yang terjebak di bawah tanah.
Sekelompok penambang berjumlah 30 orang tengah bekerja jauh di dalam Tambang Emas Ballarat di negara bagian Victoria ketika tambang itu ambruk Rabu (13/3) malam.
Sementara 29 pekerja berhasil diselamatkan dalam beberapa jam, seorang pria penambang lain yang berusia 37 tahun tak berdaya terjepit bebatuan yang berjatuhan.
Petugas gawat darurat bekerja keras sepanjang malam untuk menarik keluar penambang itu dari puing-puing bebatuan, sekitar tiga kilometer dari pintu masuk lokasi tambang.
Jenazahnya akhirnya berhasil dievakuasi dari tambang itu pada Kamis pagi.
“Ini sangat menyedihkan, karena kita kembali kehilangan seorang pekerja, padahal tidak boleh ada pekerja yang terluka atau meninggal di tempat kerja,” kata sekretaris Serikat Pekerja Australia, Ronnie Hayden.
“Lebih menyedihkan lagi, hal ini sebenarnya bisa dihindari.”
Hayden mengatakan serikatnya akan mendorong otoritas negara bagian untuk mengajukan tuntutan hukum dengan menggunakan undang-undang “pembunuhan di lingkungan industri.”
“Anggota-anggota kami marah. Pengurus-pengurus kami marah,” ungkapnya.
Para anggota serikat pekerja telah menyuarakan keluhan mereka tentang penggunaan “legging udara” oleh pihak tambang, yaitu metode pengeboran secara manual yang dilakukan oleh dua orang, kata Hayden.
“Sepertinya keluhan itu tidak didengarkan,” pungkasnya. [Red]#VOA