NGAWI | MDN – Pemerintah Kabupaten Ngawi melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) terus berupaya menanggulangi pengentasan kemiskinan. Banyak program yang digagas oleh Baznas Kabupaten Ngawi diantaranya Ngawi Makmur, Ngawi Cerdas, Ngawi Sehat, Ngawi Peduli dan Ngawi Taqwa. Untuk itu, Pemerintah kabupaten Ngawi ingin mengoptimalkan perolehan zakat terutama ASN di lingkup Pemda maupun Kemenag.
Ketua Baznas Ngawi Samsul Hadi, usai acara Milad Baznas ke 24 bersama Kejari Ngawi mengungkapkan, perolehan Zakat di Ngawi terendah didominasi oleh Kantor Kementrian Agama Kabupaten Ngawi.
“Sebulannya hanya kisaran Rp. 4 juta, “ungkap Samsul di hadapan awak media. Rabu(14/1/25). Untuk itu, Ia berharap perolehan zakat dari Kemenag bisa maksimal.
“Dengan banyaknya program yang digagas pak Bupati kami berharap semua ASN di lingkungan kemenag bisa menyalurkan zakatnya ke Baznas sehingga program program yang sudah berjalan dapat lebih merata,”harapnya.
Terpisah, Suroto Kasubag TU Kemenag Ngawi mengungkapkan besarnya zakat di lingkup Kemenag memang tak sebanyak di lingkup Pemda mengingat Jumlah ASN dan pegawai berbanding jauh.
“Total jumlah pegawai dan guru hanya 1302 orang, untuk zakat saya rasa kalau hanya Rp. 4 juta kayaknya gak mungkin, coba ke pak Lukman saja bagian zakat,” Terangnya. Jumat(17/01/25)
Dikonfirmasi, Bagian Penyelenggaraan Zakat dan Wakaf Kemenag Ngawi, Lukman Hakim membenarkan zakat yang disalurkan ke Badan Amil Zakat Nasional( BAZNAS) Ngawi memang sebesar Rp.4 juta. Hal itu lantaran belum semua pegawai di lingkup Kemenag Ngawi ikut di potong zakat profesi sebesar 2,5 persen dari gaji pokok mereka.
” 30 persen dari Rp. 12 juta bulan Desember tahun lalu ( sembari menunjuk papan perolehan zakat dan infaq) larinya ke Baznas dan 70 persen kembali ke Satuan Kerja mereka sendiri yang mengelola, sifatnya mengkoordinir sesuai dengan regulasi yaitu aman, syar i dan NKRI, “jelas Lukman.
Menurut Lukman, kecilnya zakat itu disinyalir banyaknya LAS (Lembaga Amal Zakat) yang tidak sesuai peruntukkannya seperti mendanai radikalisme sehingga membuat takut ASN di lingkup Kemenag, untuk itu 70 persennya lari ke satker masing masing.
Untuk tahun 2025, ia berharap kepala Kemenag Ngawi dapat mengarahkan dan menekankan zakat profesi agar dapat disalurkan ke lembaga resmi milik pemerintah seperti Baznas.
“Harus diperintah dari atasan, rencana tahun ini semua akan masuk ke Baznas, kita masih tahap sosialisasi, berdasarkan kesediaan masing masing pegawai, kami beri edaran tidak bisa memaksa beda kepala beda pemikiran, “tandasnya. [Don]