Musim Kemarau Mendekat, Petani Tembakau di Lamongan Bersiap Semai Bibit

admin
Musim kemarau mendekat, petani tembakau di lamongan bersiap semai bibit 3

Musim kemarau mendekat, petani tembakau di lamongan bersiap semai bibit 2LAMONGAN | MDN – Menjelang datangnya musim kemarau, para petani tembakau di wilayah Lamongan mulai bersiap mengolah lahan pertanian mereka untuk menyemai bibit tembakau. Biasanya, bibit akan mulai ditanam di lahan persawahan sekitar bulan Mei, menyesuaikan dengan kondisi cuaca yang semakin kering—ideal untuk pertumbuhan tanaman tembakau.

Menurut para petani, masa tanam hingga panen tembakau umumnya memakan waktu antara 90 hingga 130 hari. Di Lamongan sendiri, jenis tembakau yang lazim ditanam meliputi Tembakau Jawa Manilo, Jawa Jinten, dan Virginia.

Salah satu petani asal Desa Sempu, Kecamatan Kedungpring, Pak Dwi, menyatakan bahwa para petani sangat antusias menyambut musim tanam tembakau tahun ini. Antusiasme ini didorong oleh tren kenaikan harga tembakau dalam beberapa tahun terakhir.

“Di tahun 2024 kemarin, harga tembakau Virginia rajangan bisa mencapai Rp50 ribu per kilogram untuk grade A. Sementara grade B dihargai Rp40 ribu dan grade C Rp30 ribu. Ini sangat menguntungkan bagi kami,” ujar Pak Dwi.

Ia juga menjelaskan bahwa para petani kini semakin cerdas dalam mengelola hasil panen. Daun tembakau dari bagian bawah hingga tengah cukup dirajang dan dikeringkan menggunakan sinar matahari, tanpa perlu dioven. Cara ini dianggap lebih hemat karena tidak membutuhkan bahan bakar dan waktu yang panjang seperti proses oven.

Adapun daun bagian tengah hingga atas yang berkualitas super dapat masuk dalam grade A, dengan harga jual tertinggi.

Pak Dwi dan petani lainnya berharap harga tembakau tahun ini tetap stabil hingga akhir musim, agar mereka bisa memperoleh keuntungan maksimal dan semakin semangat menghadapi musim tanam berikutnya.

“Semoga harga tetap bagus dan petani bisa sejahtera,” pungkasnya. [Rasti]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *