Transparansi Anggaran Desa Wonorejo Disorot, Kades Nuryanto Santai Tanggapi Komentar Netizen

admin
Papan transparansi desa wonorejo dipertanyakan

Papan transparansi desa wonorejo dipertanyakan 2NGAWI | MDN – Pemasangan papan transparansi anggaran Desa Wonorejo, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, menuai komentar miring dari sejumlah warga. Hal ini lantaran papan tersebut hanya dipasang di dinding bekas balai desa lama dengan ukuran yang dinilai terlalu kecil dan penempelan yang dianggap asal-asalan.

Komentar pedas muncul di salah satu grup WhatsApp warga Ngawi. Seorang anggota berinisial BS menulis, “Benner transparansinya cuiiiilik, ditempelke neng dinding disolasi. Opo anggarane wis nipis yo kui?” (Banner transparansinya kecil, ditempel di dinding disolasi. Apa anggarannya sudah tipis ya?.red).

Senada dengan BS, BDN juga menyayangkan pemasangan tersebut. “Lah iyo to.diplester koyo borok ae.Anggaran gede pasang banner main-main, hadeh,” tulisnya, membandingkan penempelan banner dengan luka yang ditutup plester.

Menanggapi komentar tersebut, Kepala Desa Wonorejo, Nuryanto, memilih untuk bersikap tenang dan tidak terbawa suasana. “Yang penting kinerja saya di masyarakat. Kalau ada yang suka maupun tidak suka, bagi saya itu hal yang wajar. Yang penting memberitakan sesuai konfirmasi, bukan karena tidak suka dengan saya pribadi,” ujarnya saat dikonfirmasi dirumahnya pada Sabtu (19/04/25).

Nuryanto juga menekankan bahwa media seharusnya menyampaikan informasi secara berimbang dan tidak membentuk opini pribadi yang menyudutkan. Ia pun menyebut soal efisiensi anggaran dalam pemasangan banner transparansi tersebut.

“Saya pantau saja di grup, mau ngomong apa aja terserah. Anggaran banner itu paling Rp500.000. Kalau harus bayar orang buat pasang, biayanya jadi berapa?” jelas Nuryanto.

Sementara itu, Kepala Bidang Pemerintahan Desa (Pemdes) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Ngawi, Arif, turut memberikan tanggapan. Ia menilai bahwa selama informasi tersebut masih bisa diakses warga, maka tidak ada masalah berarti.

“Kalau itu ditempatkan di lokasi strategis, saya kira masyarakat masih bisa menerima informasi tersebut. Gak papa, disampaikan ke kades biar jadi masukan,” pungkas Arif melalui pesan WhatsApp.  [Don]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *