
TAKALAR – MDN | Masa pergantian jabatan kembali hadir di Kabupaten Takalar. Komandan Distrik Militer (Dandim) 1426/Takalar, Letkol Inf. Faizal Amin, S.IP, dipastikan akan segera meninggalkan daerah ini untuk menjalankan penugasan baru. Kabar tersebut menyebar pelan dari mulut ke mulut, namun cukup membuat banyak pihak merasakan kehilangan.
Selama menjabat, Faizal Amin dikenal sebagai sosok prajurit yang disiplin namun hangat. Ia kerap turun langsung ke lapangan, menyapa warga, berdialog dengan petani, hingga hadir di tengah kegiatan masyarakat tanpa banyak protokol. Sikapnya yang merakyat membuat kehadirannya bukan sekadar simbol pejabat militer, melainkan bagian dari kehidupan sehari-hari warga Takalar.
Bagi kalangan jurnalis, Faizal Amin bukan hanya seorang komandan. Ia sering menyapa wartawan dengan akrab, memberi dorongan agar berita ditulis dengan baik, dan memastikan informasi di lapangan benar adanya. “Adek, bikin bagus beritanya ya,” begitu ungkapan yang masih diingat oleh sejumlah wartawan.
Kedekatan itu membuat banyak jurnalis merasa kehilangan. Di balik sikap tegasnya, Faizal Amin dianggap sebagai sahabat bercerita, tempat bertanya, sekaligus sosok yang memahami pentingnya keterbukaan informasi bagi publik.
Tak hanya bagi wartawan, masyarakat pun merasakan hal serupa. Dari sawah hingga warkop, dari pegunungan hingga rumah warga, kehadiran Faizal Amin selalu memberi rasa aman. Ia dikenal tidak segan turun langsung menghadapi persoalan warga, seolah masalah masyarakat adalah masalah rumahnya sendiri.
Sejumlah prajurit juga mengakui kepemimpinannya yang tegas namun tidak meninggikan diri. Arahan yang jelas dan sikap rendah hati membuatnya dihormati sekaligus disayangi.
Meski perpindahan jabatan adalah hal biasa dalam struktur TNI, bagi warga Takalar kepergian Faizal Amin bukan sekadar rotasi. Ia meninggalkan kebiasaan baik, kedekatan, dan rasa persaudaraan yang sulit digantikan.
“Selamat jalan, Komandan. Selamat bertugas di tempat baru. Terima kasih telah menjadi bagian dari cerita Takalar,” begitu doa yang diam-diam berulang di hati banyak orang.
Kepergian Faizal Amin menjadi pengingat bahwa beberapa sosok tidak pernah benar-benar pergi. Mereka tetap hidup dalam kenangan, dalam cerita yang ditinggalkan, dan dalam rasa yang tumbuh di tengah masyarakat.
Takalar mungkin akan kehilangan satu denyut rutinitasnya, namun jejak langkah Letkol Inf. Faizal Amin akan tetap dikenang sebagai bagian dari perjalanan daerah ini. [D’kawang]













