CAIRO (MDN) – Serangan Israel terhadap sasaran militer Iran pada Sabtu (20/1) di ibu kota Suriah, Damaskus, telah menewaskan sedikitnya lima komandan tertinggi Pasukan elit al-Quds Teheran.
Serangan itu meratakan sebuah bangunan tempat tinggal, mengubur para korban di bawah reruntuhan. Laporan TV Suriah menunjukkan kendaraan derek berusaha membuang puing-puing dari bangunan yang runtuh untuk mengevakuasi sejumlah jenazah dari bawah reruntuhan.
Israel belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang apakah mereka berada di balik serangan itu.
Rami Abdul Rahman dari Pengamat Suriah untuk Hak Asasi Manusia (Syrian Observatory for Human Rights) yang berbasis di London mengatakan kepada media Arab bahwa dia yakin sebuah roket Israel menghantam gedung tersebut, menyebabkan gedung itu runtuh.
Rahman mengatakan bahwa di daerah yang terkena serangan itu terdapat pasukan Garda Revolusi Iran dan sejumlah pasukan yang tergabung dalam organisasi Jihad Islam serta milisi Hizbullah Lebanon.
Analis Iran yang berbasis di London, Mehrdad Khonsari, mengatakan kepada VOA bahwa serangan Israel terhadap sasaran di Suriah telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, terutama setelah serangan teror Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan. Dia menyebut bahwa banyak komandan Iran merencanakan serangan terhadap sasaran Israel di wilayah Israel.
“Kejadian yang terjadi selanjutnya di Gaza jelas telah mempercepat dan meningkatkan jumlah serangan Israel terhadap sasaran-sasaran tersebut, beberapa di antaranya merupakan respons terhadap tindakan yang diambil oleh elemen-elemen itu yang menyerang lokasi-lokasi Israel di mana orang-orang tinggal di bagian wilayah Israel di perbatasan Suriah, di seberang Golan (Dataran Tinggi), dan yang lebih penting lagi di seberang perbatasan Lebanon, mengingat fakta bahwa pasokan untuk Hizbullah di Lebanon datang melalui Suriah,” kata Khonsari.
Media Arab melaporkan bahwa pesawat nirawak atau drone Israel juga menarget sebuah kendaraan di Lebanon selatan yang ditumpangi oleh dua komandan Hizbullah pada Sabtu (20/1) sore, dan menghancurkannya. Jenazah korban yang hangus dilaporkan dibawa ke rumah sakit untuk diidentifikasi.
“Lebih dari seminggu yang lalu, Israel membunuh komandan tertinggi al-Quds (Iran) di Suriah, bersama dengan sejumlah rekannya, dan ini memberikan tekanan yang luar biasa pada Iran untuk merespons dan sekarang, tepat pada saat kita membutuhkan serangan balasan. sedikit tenang untuk mencoba dan membicarakan hal ini,” kata Landis.
“Pembunuhan Israel terhadap para pemimpin tinggi Iran (di Damaskus) akan memaksa Iran dan pemimpin tertinggi (Ali Khamenei) harus membalasnya,” imbuhnya.
Dia menekankan bahwa “banyaknya serangan Israel dan Amerika terhadap para pemimpin Iran (telah) memberikan tekanan pada Iran untuk bertindak.”
“Negara-negara yang rakyatnya terbunuh sering kali melakukan tindakan yang sangat tidak rasional. Kita akan menyaksikan hal ini dari Iran,” katanya.
Landis menekankan bahwa pasukan AS di Irak dan Suriah telah menjadi sasaran pejuang milisi pro-Iran dalam beberapa hari dan minggu terakhir. Dia menambahkan Iran telah mencoba menarik AS ke dalam konflik regional yang lebih luas dengan menggunakan kelompok Houthi Yaman untuk menargetkan kapal-kapal AS di Laut Merah.
Pemimpin tertinggi Iran telah berulang kali mendesak Houthi, yang menerima rudal dan drone Iran, untuk meningkatkan serangan mereka terhadap kapal-kapal AS di Laut Merah dan Teluk Aden. Pasukan Garda Revolusi Iran dan milisi Hizbullah Lebanon dilaporkan memiliki komandan di Yaman untuk memberi masukan kepada Houthi. [Red]#VOA