Ragam  

Meniti Sejarah Jalur Kereta Api Pertama Dibangun di Indonesia, Kini Jadi Moda Trasportasi Populer Mayarakat

admin
Meniti Sejarah Jalur Kereta Api Pertama Dibangun Di Indonesia, Kini Jadi Moda Trasportasi Populer Mayarakat
Meniti Sejarah Jalur Kereta Api Pertama Dibangun di Indonesia, Kini Jadi Moda Trasportasi Populer Mayarakat

SURABAYA (MDN) – Meniti sejarah perkeretaapian dengan terlebih dahulu kita menengok jalur pertama kereta api yang dibuat di Indonesia. Karena Kereta api saat ini menjadi salah satu moda transportasi populer yang digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk mudik.

Jika meniti sejarah masa lalu, kereta api di Indonesia sudah ada sejak zaman pemerintahan Belanda dan pertama ada di dunia sejak 1800-an. Waktu itu, kereta api masih menggunakan mesin uap dengan roda-roda yang besar.

Richard Trevithick, seorang insinyur dan penemu pertambangan asal Inggris, yang pertama membangun kereta api pada tahun 1804. Kereta api temuannya memberikan dunia mesin pertama yang dapat mengangkut barang dan orang dalam jumlah besar.

Sebelum ada kereta api, sudah ada jalur kereta yang digunakan untuk mengangkut orang dan barang. Namun, bukan ditarik oleh lokomotif bermesin melainkan dengan lembu atau kuda.

Setelah temuan pertama Richard Trevithick, kereta api menyebar ke berbagai wilayah penjuru dunia. Termasuk salah satunya ke wilayah Indonesia.

Meniti Sejarah Jalur Kereta Api Pertama Dibangun Di Indonesia, Kini Jadi Moda Trasportasi Populer Mayarakat 2

Kemunculan Kereta Api Pertama di Indonesia

Dikutip dari laman resmi Kemenhub, Indonesia adalah negara kedua di Asia yang mempunyai jaringan kereta api tertua. India menjadi negara pertama dan menyusul setelah Indonesia ada Cina dan Jepang.

Kemunculan kereta api dipengaruhi oleh hasil pertanian di Jawa yang segera dikirim ke pasar Internasional setelah periode tanam paksa (1830-1850). Hal ini membutuhkan sarana transportasi untuk mengangkut hasil pertanian dari pedalaman ke kota-kota pelabuhan.

Pada 1864, jalur kereta api pertama di Indonesia dibuat. Gubernur Jenderal Hindia-Belanda kala itu, Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele membangun jalur kereta api Semarang Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di Desa Kemijen.

Setelah itu, pembangunan jalur kereta api terus berkembang. Pada 8 April 1875, jalur kereta api negara dibangun melalui Staatssporwegen (SS) dengan rute pertama meliputi Surabaya-Pasuruan-Malang.

Berlanjut ke luar Jawa, pada 1876-1922, pembangunan jalur kereta api dimulai di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, hingga Sulawesi.

Pada masa itu, perkembangan pembangunan kereta api di Indonesia terbilang sangat pesat. Tercatat sampai akhir tahun 1928, panjang jalan kereta api dan trem di Indonesia mencapai 7.464 km dengan perincian rel milik pemerintah sepanjang 4.089 km dan swasta sepanjang 3.375 km.

Meniti Sejarah Jalur Kereta Api Pertama Dibangun Di Indonesia, Kini Jadi Moda Trasportasi Populer Mayarakat 3Kereta Api Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan Indonesia

Hampir seabad setelah jalur kereta pertama dibuat atau tepatnya pada 1942, perkeretaapian Indonesia diambil alih Jepang. Hal ini sebagai imbas pemerintah Hindia Belanda yang menyerah tanpa syarat kepada Jepang.

Kala itu perkeretaapian di Indonesia berubah nama menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api). Selama penguasaan Jepang, operasional kereta api hanya diutamakan untuk kepentingan perang.

Namun, tak berselang lama, Indonesia berhasil menguasai kembali perkeretaapian. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, rakyat Indonesia melakukan pengambilalihan stasiun dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang.

Kantor Pusat Kereta Api yang berlokasi di Bandung ini berhasil direbut pada 28 September 1945. Hari tersebut kemudian dijadikan momen pengingat dan ditetapkan sebagai Hari Kereta Api Indonesia.

Berpuluh-puluh tahun setelah merdeka, kereta api terus mengalami perubahan kemajuan. Puncaknya, ialah pada masa Ignasius Jonan sebagai Direktur Utama PT KAI.

Sejak 2009 terjadi perombakan sistem besar-besaran secara bertahap di dunia perkeretaapian Indonesia. [Red]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *