PEMALANG | MDN – Peringatan Hari Tari Dunia di Kabupaten Pemalang berlangsung dengan penuh semangat dan antusiasme tinggi. Acara yang digelar di Pendopo Kantor Bupati Pemalang ini menghadirkan ratusan penari dari berbagai sanggar seni, menampilkan tarian tanpa henti selama 12 jam nonstop.
Para seniman tari dari berbagai latar belakang—mulai dari maestro tari hingga anak-anak usia sekolah—ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, mempersembahkan ragam tarian klasik dan modern. Selain mempertontonkan warisan budaya, mereka juga menghadirkan kreasi tari inovatif yang menunjukkan dinamika perkembangan seni tari di daerah tersebut.
Salah satu tokoh yang menjadi sorotan dalam perayaan ini adalah Elly Prihatin, pendiri Sanggar Seni Tari Srimpi di Ujunggede, Kecamatan Ampelgading. Sebagai penari utama dalam aksi 12 jam menari tanpa henti, Elly menunjukkan komitmennya dalam melestarikan seni tari serta mendorong generasi muda untuk mencintai budaya lokal.
“Kami ingin menciptakan ruang bagi anak-anak dan generasi muda untuk mengenal, mencintai, dan mengembangkan seni tari. Seni ini bukan hanya hiburan, tetapi juga bagian dari identitas budaya kita,” ujar Elly.
Peringatan Hari Tari Dunia di Pemalang tahun ini tidak hanya menjadi ajang pementasan, tetapi juga wadah edukasi dan inspirasi bagi masyarakat. Melalui acara ini, masyarakat semakin memahami pentingnya melestarikan warisan budaya sekaligus membuka kesempatan bagi generasi muda untuk mengembangkan kreativitas mereka dalam bidang tari.
Elly bahkan berencana menggelar pertunjukan tari yang lebih spektakuler pada tahun 2026, dengan konsep menari selama 24 jam dan melibatkan lebih banyak seniman dari berbagai daerah.
Dengan semangat yang luar biasa, perayaan Hari Tari Dunia di Pemalang menjadi bukti bahwa seni tari memiliki peran besar dalam membangun karakter dan identitas budaya bangsa. [SIS]