Warta  

LDII Kaltara Siap Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional

admin
LDII Kaltara Siap Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional

JAKARTA – MDN |Ketua DPW LDII Kalimantan Utara, Jaet Ahmad Fatoni, menghadiri undangan DPP LDII dalam rangka mengikuti Webinar Bimtek Ketahanan Pangan yg merupakan salah satu 8 Program Unggulan DPP LDII yang mengangkat tema besar mengenai ketahanan pangan nasional.

Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu 16 November 2025 di Aula Kantor DPP LDII jalan Patal Senayan Jakarta. Acara tersebut diikuti secara serentak oleh seluruh DPW LDII di Indonesia, termasuk diikuti secara daring ribuan para petani milenial dari berbagai daerah yang memiliki perhatian khusus terhadap pengembangan komoditas pangan strategis.

Webinar PENAMAS kali ini menghadirkan tiga narasumber yang memiliki reputasi dan pengalaman panjang di bidang pertanian modern.

Narasumber pertama, Prof. Rubiyo, merupakan pakar kakao yang telah lebih dari 38 tahun berkecimpung dalam dunia riset dan pengembangan kakao nasional.

Narasumber kedua, Prof. Sudarsono dari Institut Teknologi Bandung (ITB), merupakan dosen pascasarjana yang banyak meneliti pengembangan varietas unggul berbagai komoditas.

Sedangkan narasumber ketiga, Prof. Soeranto dari BRIN, adalah peneliti yang fokus pada tanaman sorgum sebagai salah satu komoditas alternatif masa depan.Dalam paparannya, para narasumber menekankan pentingnya penguatan ketahanan pangan melalui pengembangan komoditas strategis seperti kakao, kopi, dan sorgum.

Ketiga tanaman ini dinilai memiliki potensi besar untuk menjawab tantangan pangan masa depan, mulai dari kebutuhan industri, kesehatan, hingga peluang ekspor.

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPW LDII Kalimantan Utara, Jaet Ahmad Fatoni, menyampaikan optimisme bahwa Kalimantan Utara memiliki modal kuat untuk menjadi salah satu daerah pengembangan komoditas perkebunan tersebut.

Ia mengungkapkan bahwa profesor Rubio telah melakukan kunjungan sebanyak tiga kali ke Kalimantan Utara untuk meneliti kondisi tanah dan iklim.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa karakteristik tanah di Kaltara sangat cocok untuk pengembangan kakao, kopi, maupun sorgum dalam skala luas.

“Harapan kami, pengembangan kakao, kopi, dan sorgum di Kalimantan Utara ke depan dapat menggunakan varietas terbaru yang lebih tahan hama serta lebih produktif. Dengan lahan yang luas dan kondisi tanah yang mendukung, wilayah kami sangat potensial untuk menjadi sentra baru komoditas ini,” ujar Jaet.

Ia juga menyinggung sejarah Kalimantan Utara yang pernah dikenal sebagai lumbung kakao pada masanya.

Namun, akibat merebaknya wabah penyakit tanaman, para petani akhirnya meninggalkan budidaya kakao. Kini, dengan kemajuan teknologi pertanian, berbagai jenis penyakit dan hama dapat dikendalikan sehingga petani tidak perlu lagi khawatir mengembangkan komoditas tersebut.

Selain kakao dan kopi, tanaman sorgum menjadi perhatian khusus dalam webinar ini. Sorgum dikenal sebagai tanaman yang tahan iklim ekstrem, mudah dibudidayakan, dan memiliki nilai gizi yang tinggi dan khususnya Sorgum semua dapat di manfaatkan mulai buah , daun dan batangnya.

Bahkan, tanaman ini semakin diminati oleh masyarakat yang menerapkan gaya hidup sehat karena kandungan gulanya yang rendah dan protein serta kandungan gizinya lengkap.

“Sorgum sangat diminati mereka yang ingin hidup sehat. Selain sehat, sorgum juga bisa menjadi alternatif pangan nasional,” jelas Jaet.

Dalam rangka menindaklanjuti arahan dan peluang yang dipaparkan dalam webinar, Jaet berencana segera berkomunikasi dengan berbagai stakeholder di Kalimantan Utara.

Ia menyebutkan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pertanian, instansi terkait lainnya, hingga Gubernur Kalimantan Utara sebagai penentu kebijakan daerah melalui komunikasi tersebut, Jaet berharap dapat mendorong pelaksanaan bimbingan teknis (bimtek) mengenai budidaya kakao, kopi, dan sorgum dalam waktu dekat.

“Harapan kami, awal Desember kegiatan bimtek sudah mulai dilaksanakan. Kami tinggal menunggu kesiapan para stakeholder untuk menerima program ini dan memulai penanaman perdana dari tiga komoditas tersebut,” tambahnya.

Ia juga mengajak seluruh masyarakat Kalimantan Utara, khususnya para petani milenial, untuk ikut mendukung program pengembangan pertanian ini.

Menurutnya, kerja sama dan dukungan masyarakat bersama pemerintah daerah sangat penting agar ketahanan pangan di Kalimantan Utara semakin kuat.

Ia berharap langkah ini dapat memberikan dampak tidak hanya bagi tingkat provinsi, tetapi juga bagi ketahanan pangan nasional.

“Mudah-mudahan masyarakat Kalimantan Utara dan semua stakeholder dapat bersama-sama mendukung program ini. Ini bukan hanya untuk kepentingan daerah, tetapi juga untuk masa depan ketahanan pangan Indonesia,” tutup Jaet.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *